Terkait Aksi Terorisme, Afi Unggah Tulisan Menyentak Nurani Soal Agama
Aksi terorisme yang mulai menghantui Indonesia dan seolah memojokkan satu kelompok agama tertentu menjadi sorotan Afi dalam tulisannya kali ini.
Editor: Rendy Sadikin
Aku pribadi mengelompokkan kisah-kisah ini sebagai post-sharia Islam, atau Islam pasca-syariat. Islam yang tidak lagi berdebat soal percabangan hukum hingga ke tataran seperti batas aurat & jumlah rakaat.
Sejenis Islam level berikutnya yang telah melampaui aspek legal formal menuju sesuatu yang lebih esensial. Dan esensi itu bernama belas kasih.
Agaknya tidak mengherankan jika tema ini juga ditemukan di semua agama besar dunia. Mulai dari Yesus yang berdiri membela pezina yang nyaris dihakimi massa, hingga Guan Yin yang dipuja luas di Asia Timur sebagai Dewi Belas Kasih yang mendengar penderitaan dunia.
Agama-agama di dunia ini mungkin berbeda pada tataran syariat dan legal formal, namun melebur dalam esensi yang sama ketika naik ke jenjang berikutnya. Cita-cita rahmatan lil 'ālamīn (belas kasih bagi semesta alam).
Meski sama-sama berjubah dan berjenggot, akan tetapi panutan kita dalam beragama adalah Muhammad SAW yang lembut, rendah hati, dan penuh belas kasih. Bukan Abu Jahal atau Abu Lahab yang licik, sombong, dan penuh amarah.
Beratnya menjadi muslim seperti yang dikatakan rasul: "Muslim ialah orang yang menyelamatkan orang lain dari gangguan lidah dan tangannya."
Masih suka memfitnah? Bergunjing? Menyakiti (bahkan membunuh) orang lain dengan lidah dan tanganmu? Muslimkah engkau?
Dengan pistol kita bisa membunuh teroris, tapi dengan pemahaman agama yang baik kita bisa membunuh terorisme," tulis Afi dalam akun Facebooknya.
Sontak, tulisan ini langsung mendapat reaksi dan tanggapan yang beragam dari para netizen yang membacanya.
Tak sedikit dari mereka setuju dengan pemikiran Afi yang dituangkan dalam tulisannya tersebut.
"Afi diberkahi kemampuan menulis dan menyampaikan pikiran nalar luar biasa. Suka banget, bukan hanya muslim tapi juga yang non muslim tertarik membacanya. Alhamdulillah," tulis akun Meita Glen.
"Islam yang menyejukkan inilah yang saya tahu sejak dulu, sampai muncul sekelompik orang berorasi meneriakkan sebaliknya," tulis akun Tomy Widjaja.
"Luar biasa Afi, nggak nyangka penghayatanmu terhadap keilmuan Islam ternyata sudah sedemikian luas dan dalam tak berbanding lurus dengan usiamu. Teruskan menulis," tulis akun Umar Saifudin.
"Keren selalu nih tulisan Dik Afi, ayolah kita yang dewasa masa kalah sama Afi. Kalimat Basmallah, doa yang paling sering diucapkan tapi diabaikan maknanya oleh sebagian orang yang suka berteriak kekerasan, sangat berlawanan dengan ajaran Tuhan YME. Jauh dari sifat Nabi yang lembut, sabar, rendah hati, dan penuh kasih," tulis akun Puji Siswanti.