Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

SoftBank Suntik Grab 2 Miliar Dolar AS

Grab yang saat ini mengoperasikan layanan mobil, sepeda motor, dan carpooling, sudah melakukan ekspansi di 65 kota di tujuh negara

Editor: Choirul Arifin
zoom-in SoftBank Suntik Grab 2 Miliar Dolar AS
BBC
Grab Taxi 

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Kompetisi global untuk bisnis Uber semakin ganas. Didi Chuxing, perusahaan transportasi online yang menyebabkan Uber keluar dari China, saat ini mendanai pesaingnya di Asia Tenggara, Grab.

Senin (24/7/2017) kemarin Grab menyatakan pihaknya berhasil mendapatkan dana segar senilai US$ 2 miliar dari SoftBank, konglomerat yang berbasis di Jepang, dan Didi, yang membeli bisnis Uber China pada Agustus lalu. Kesepakatan itu dilaporkan senilai $ 7 miliar.

Grab yang saat ini mengoperasikan layanan mobil, sepeda motor, dan carpooling, sudah melakukan ekspansi di 65 kota di tujuh negara, termasuk Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Myanmar.

Perusahaan ini juga memiliki opsi pembayaran tanpa uang tunai (cashless payment) yang disebut GrabPay Credits. Aplikasi ini diluncurkan pada akhir 2016 lalu.

Sebelumnya, Didi dan Softbank sudah berpartisipasi dalam serangkaian investasi untuk Grab senilai jutaan dollar AS. Kedua perusahaan juga merupakan investor aktif di sejumlah startup transportasi, termasuk kometitor Uber India, Ola.

Grab mengatakan, pihaknya mengantisipasi tambahan dana segar senilai US$ 500 juta di investasi ronde terbaru ini. Langkah ini akan menjadikan investasi tersebut yang terbesar dalam sejarah di Asia Tenggara.

Uber terus berupaya keras mempertahankan kinerjanya di tengah ketatnya persaingan internasional lokal.

Berita Rekomendasi

Sebagai tambahan dari penjualan aset-asetnya di China, Uber juga memutuskan menyerahkan operasinya pada bulan ini kepada pesaingnya Yandex di Rusia dan negara-negara tetangga.

Bahkan April lalu, Uber menutup layanannya di Denmark.

Dari hasil kesepakatan di China pada 2016, Uber menerima hampir 18% saham Didi dan menjadi pemegang saham terbesarnya. Sebaliknya, Didi menjadi saham minoritas di Uber.

Didi, yang sekarang bernilai US$ 50 miliar adalah perusahaan swasta kedua yang bernilai paling tinggi setelah Uber, yang saat ini nilainya mencapai US$ 68 miliar.

Uber juga terus menghadapi serangkaian krisis manajemen. CEO dan co-founderUber Travis Kalanick mengundurkan diri pada akhir Juni menyusul penyelidikan profil tinggi terhadap seksisme dan pelecehan seksual di perusahaan tersebut. 

Uber juga dituntut atas dugaan pencurian kekayaan intelektual oleh divisi self-driving car milik Google, Waymo.  

Sumber : CNN

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas