Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Tiga Perempuan Gugat Google Karena Dinilai Diskriminasi Gender

Menurut mereka, gaji pria bisa lebih tinggi dibandingkan wanita meski pekerjaannya sama.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Tiga Perempuan Gugat Google Karena Dinilai Diskriminasi Gender
Google
Tampilan laman utama Google di www.google.com yang minimalis. 

TRIBUNNEWS.COM, AS - Tiga orang wanita menggugat Google dengan tudingan praktek diskriminasi gender dalam hal gaji.

Menurut mereka, gaji pria bisa lebih tinggi dibandingkan wanita meski pekerjaannya sama.

Ketiga wanita itu sama-sama bekerja di Google.

Dalam gugatannya mereka mengatakan bahwa ketidaksetaraan gaji tersebut mestinya sudah diketahui perusahaan, namun tidak ada tindakan apapun untuk memperbaikinya.

Sebagamana dilansir KompasTekno dari The New York Times, Minggu (17/9/2017), Kelly Ellis, mantan teknisi software Google sekaligus salah satu wanita yang mengajukan gugatan, menceritakan duduk perkara gugatannya.

Awalnya, dia dipekerjakan Google pada 2010 sebagai pegawai level 3, yakni istilah untuk pegawai pemula yang baru lulus.

Padahal kala itu dia memiliki pengalaman kerja empat tahun.

Berita Rekomendasi

Baca: Mulai Hari Ini Google Hadir Dalam Bahasa Jawa dan Sunda, Cobain Yuk!

Lalu dalam beberapa pekan setelah perekrutan Kellys Ellis, Google mempekerjakan teknisi pria ke dalam timnya. Pengalaman teknisi ini sama, yakni lulus kuliah empat tahun lalu dan berpengalaman kerja empat tahun.

Namun, gaji yang diberikan oleh Google pada pekerja pria ini berbeda dari Kelly Ellis. Teknisi pria itu masuk sebagai pegawai level 4, yang berarti mendapat gaji, bonus, kenaikan gaji dan saham lebih besar.

Kelly Ellis juga menemukan bahwa di timnya, pria lain yang memiliki kualifikasi serupa dirinya atau lebih rendah sama-sama mendapatkan posisi di level 4.

Selain soal gaji, ada juga diskriminasi dalam peran. Misalnya, Kelly Ellis saat itu berpengalaman sebagai teknisi back-end. Pekerjaan tersebut melibatkan pengelolaan sistem berukuran besar, seperti server dan database.

Kendati dia berpengalaman, perusahaan justru menempatkannya pada posisi teknisi front-end untuk urusan pengelolaan layanan yang dipakai pengguna.

Menurut Kelly Ellis dalam gugatannya, teknisi back-end ini dibayar lebih mahal dan lebih mudah mendapat promosi. Namun wanita tak banyak kesempatan untuk mendapat posisi tersebut.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas