Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Lintasarta Ajak Mahasiswa di 3 PTN Ini Berbisnis Lewat Startup

Berdasar pengamatan, ide-ide bisnis yang dipresentasikan startup di program ini sangat luas, mencakup banyak sektor industri.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Lintasarta Ajak Mahasiswa di 3 PTN Ini Berbisnis Lewat Startup
ISTIMEWA
Lintasarta saat ini menggandeng tiga startup mahasiswa yang membuat aplikasi di bidang kedokteran, psikologi, dan pertanian. Aplikasi buatan mereka diproyeksikan bisa menjadi solusi bisnis bagi berbagai sektor industri yang selama ini menjadi klien Lintasarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lintasarta saat ini intens membangun ekosistem startup di kalangan kampus dengan melibatkan mahasiswa untuk mendirikan startup yang dalam jangka panjang diarahkan bisa menjadi model bisnis digital yang menguntungkan kedua belah pihak.

"Kami mendukung pengembangan startup, tapi pendekatannya berbeda. Saat ini ada dua tiga startup bekerja sama dengan kita. Kita harus dorong startup agar mereka berkembang. Ke depan secara keseluruhan kami tetap fokus ke layanan solusi untuk industri, tidak ke ritel," kata Gidion Suranta Barus, General Manager IT Services, Product and Development Lintasarta di acara media briefing Lintasarta di Cirebon, Sabtu (4/11/2017).

Dalam pengembangan startup lokal, perusahaan Information & Communication Technology (ICT) ini menjalin kerjasama dengan tiga perguruan tinggi negeri. Masing-masing Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.

GM IT Service Product & Development Lintasarta, Gidion S. Barus mengatakan, kepada startup yang menjadi mitra kerjasamanya, Lintasarta memberikan tantangan sejumlah persoalan bisnis yang solusi atau pemecahannya harus mereka berikan melalui produk aplikasi yang mereka buat.

Solusi-solusi bisnis yang dihasilkan startup yang dikelola mahasiswa tersebut diharapkan bisa berguna bagi perusahaan dari beragam sektor industri yang selama ini menjadi klien Lintasarta melalui sejumlah aplikasi yang mereka ciptakan.

Untuk menggandeng startup mahasiswa ini, Lintasarta, memilih fokus ke solusi untuk korporat, bukan untuk ritel.

Ada tiga startup mahasiswa yang saat ini sudah menjalin kerjasama dengan Lintasarta, masing-masing bergerak di sektor kedokteran, psikologi, dan pertanian. Ketika aplikasi sudah dianggap layak dikomersialkan, Lintasarta membuat skema profit sharing.

Berita Rekomendasi

Baca: Lintasarta Dorong Transformasi Digital Lewat Cloud Services

Baca: Hampir Semua Truk Medium Duty yang Terjual di Sulawesi Utara Adalah Hino Ranger

Bekerja sama dengan UGM, bulan Agustus lalu Lintasarta menggelar program inkubasi dan akselerasi startup mahasiswa bertajuk Innovative Academy Appcelerate yang berlangsung tiga bulan.

Program ini difokuskan untuk mengembangkan startup binaan UGM dan memperbesar peluang startup bisa  menjalankan usahanya secara berkesinambungan dan mandiri.

Program ini diikuti delapan startup binaan UGM, yaitu Pijar Piskologi, Villageria, Wemary, Muncak, Pasienia, Galanggo, Adsiconic, dan Iwak yang beranggotakan mahasiswa dan alumni UGM.

Mereka yang lolos seleksi presentasi profil startup dan business plan-nya di depan mentor Appcelerate, mendapat bantuan dana pengembangan serta mengikuti program mentoring untuk mempersiapkan startup hingga siap diluncurkan ke pasar yang lebih luas.

"Lintasarta bekerja sama dengan startup lokal lewat skema kerjasama Appcelerate ini yang dimulai sejak 2016 di Bandung. Sekarang dikembangkan di Surabaya. Setiap program ini digelar, peserta selalu mencapai 20-30 startup," jelas Gidion.  

"Jika diantara mereka ada yang dinyatakan layak diangkat ke bisnis, kami memberikan support. Kebanyakan mereka punya ide tapi tidak punya modal," imbuhnya.

Berdasar pengamatan, ide-ide bisnis yang dipresentasikan startup di program ini sangat luas, mencakup banyak sektor industri.

"Di UGM kami mendapati startup yang menggagas ide diadakannya psikologi online, untuk staf dan karyawan mereka di daerah. Ide ide menarik juga datang dari sektor lain seperti kedokteran.Ide ide bisnis dari startup yang dinilai bagus ini ke depan bisa dikomersialkan," lanjut Gidion.

Pihaknya juga berharap startup startup lokal bisa menjadi pemasok aplikasi untuk smart city yang saat ini bisnisnya juga sedang digarap Lintasarta. Lintasarta menurut Presiden Direktur Lintasarta Arya Damar, saat ini menggarap beberapa klien pemerintah daerah untuk menggelar smart city di wilayahnya.

"Startup mentoring diberikan oleh internal dari kami di Lintasarta. Selama proses seleksi ini kita hindari peserta yang ikut ini tapi sekadar mencari hadiah untuk menang lomba. Kita pakai pola bagi hasil untuk startup yang sudah on board. Kita bantu untuk biaya operasionalnya. Untuk kontrak kerjasama, biasanya dibantu oleh kampusnya di mana mahasiswa tersebut bernaung," ungkap Gidion.

"Kita di kegiatan ini cari startup yang siap bergabung untuk berbisnis," tandasnya lagi.

Penulis: Choirul Arifin

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas