Pentingnya Ekosistem yang Dukung Lahirnya Banyak Startup di Indonesia.
Dunia kewirausahaan seperti menghadapi tantangan besar dengan fenomena digitalisasi,sehingga banyak orang seperti berjalan dalam kegelapan meraba-raba
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Andy Zain, Managing Director Kejora Ventures mengatakan, terjadi perubahan besar sedang terjadi dalam lanskap bisnis dewasa ini.
Dulu perusahaan-perusahaan besar dan berpengaruh di dunia dikuasai oleh sektor-sektor industri pertambangan, energi, perbankan dan sejenisnya, kini dan lima tahun terakhir beralih ke perusahaan-perusahaan digital.
“15 tahun lalu perusahaan-perusahaan besar di Amerika dikuasai oleh sektor kalau tidak minyak, retailer besar dan bank tapi lima tahun yang lalu sampai sekarang, lima besar perusahaan terbesar itu digital; ada Apple, Google, Alphabet, Amazon, Facebook, Microsoft," kata Andy saat peluncuran Innovation Hub dan program magister manajemen (MM) baru bernama New Venture Innovation (NVI) di Universitas Prasetiya Mulya, Kampus Cilandak.
Dikatakannnya, saat ini 20 orang terkaya di Amerika, tujuh di antaranya adalah datang dari (perusahaan) digital.
"Ada di China, dari dua puluh orang terkaya di sana, delapan di antaranya adalah orang digital,” ungkapnya.
Semua perusahaan besar digital tersebut tidak muncul dan sukses dengan jalan yang mudah.
Semua menghadapi jatuh bangun dan umumnya para pendirinya tidak dibekali pendidikan khusus yang terprogram sejak awal untuk membangun seperti apa yang sudah besar dan sedang mereka jalankan sekarang ini.
Baca: Bekraf Rintis Industri Digital di Papua
Dekan Sekolah Bisnis dan Ekonomi (SBE) Universitas Prasetiya Mulya, Agus W. Soehadi mengatakan, jatuh bangunnya mereka karena ekosistem digital tidak muncul begitu saja dengan mudah.
"Dunia kewirausahaan seperti menghadapi tantangan besar dengan fenomena digitalisasi, sehingga banyak orang seperti berjalan dalam kegelapan meraba-raba," katanya.
Dari pertemuan dengan dekan-dekan sekolah bisnis di Asia Pasifik, ada arus kuat bahwa sekolah-sekolah bisnis yang dulu berorientasi pada profesional kini bergeser ke arah entrepreneurship.
Sayangnya, pendidikan kewirausahaan sekarang ini belum bisa dikatakan well-established.
“Seperti sekarang ini, kita seperti gamang menghadapi arus digitalisasi bisnis yang tak bisa dibendung oleh siapa pun. Dalam situasi yang serba kompleks ini kita membutuhkan mentor dan ekosistem yang mendukung semua pihak," katanya.
Fakta ini mendorong Universitas Prasetiya Mulya mendirikan program NVI.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.