Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Puncak Hakteknas, Menristekdikti: Inovasi Kunci Indonesia Memasuki Industri 4.0

Nasir berujar, negara-negara maju di dunia menata ekosistem inovasinya melalui visi perencanaan yang futuristik

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Puncak Hakteknas, Menristekdikti: Inovasi Kunci Indonesia Memasuki Industri 4.0
Tribunnews.com/Dennis Destryawan
Menristek Dikti M Nasir dan Presiden Ke-3 RI BJ Habibie 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, RIAU - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan, kesiapan Indonesia memasuki era industri 4.0 tergantung kepada kemampuan sumber daya manusia dalam menguasai dan memanfaatkan Iptek dan Inovasi.

Hari ini, Jumat (10/8/2018) merupakan Hari Puncak Peringatan Hakteknas ke-23 yang dipusatkan di Pekanbaru, Riau dengan tema Inovasi untuk Kemandirian Pangan dan Energi dan sub tema : Sektor Pangan dan Energi di Era Revolusi Industri 4.0.

"Untuk menata proses transformasi struktur ekonomi kita ke arah industri berteknologi tinggi hingga mencapai creative innovation maka kunci utamanya adalah berinovasi," ujar Nasir saat sambutan, Jumat (10/8/2018).

Nasir berujar, negara-negara maju di dunia menata ekosistem inovasinya melalui visi perencanaan yang futuristik, strategi perekeyasaan serta riset dan pengembangan yang terfokus.

"Oleh karena itu keberadaan Perpres Nomor 38 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Riset Nasional menjadi sangat strategis karena RIRN dirancang secara holistik, lintas institusi, lintas ranah dan berdasarkan fokus riset," kata Nasir.

RIRN merupakan pedoman dan peta jalan riset dan pengembangan iptek dan inovasi jangka menengah dan panjang yang mengintegrasikan dan mensinergikan program riset setiap kementerian dan lembaga, pemerintah daerah dan masyarakat/komunitas peneliti.

Berita Rekomendasi

Nasir pun memaparkan fakta bahwa hingga saat ini pemanfaatan Iptek dan inovasi bagi masyarakat, khususnya pelaku ekonomi dan industri, masih belum optimal. Untuk itu, lanjut Nasir, pemerintah terus mendorong sinergi antar institusi iptek dan pelaku industri, sehingga iptek dan inovasi memberikan kontribusi maksimal.

Nasir juga menyebutkan bahwa anggaran riset kita belum berdampak besar untuk kemajuan bangsa. Pasalnya setelah dianalisis, anggaran sebesar Rp24,9 triliun ternyata hanya Rp10,9 triliun yang menghasilkan riset dan pengembangan.

"Lebih dari setengahnya yakni Rp14 triliun belum menghasilkan output riset yang maksimal. Itulah sebabnya Bapak Presiden menekankan bahwa anggaran risetnya tidak boleh lagi diecer," katanya.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dalam sambutannya menyampaikan penerapan inovasi di Provinsi Riau telah memberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Riau.

Dapat dilihat pada angka Indeks Pembangunan Manusia yang telah mengalami peningkatan pada tahun 2017 dan menempati posisi ke-6 di Indonesia. Selain itu angka penduduk miskin di Provinsi Riau pun menurun dari 8,82% di tahun 2016 menjadi 7,41% di tahun 2017.

"Peringatan Hakteknas kali ini menjadi momentum bangkitnya iptek dan penguasaa teknologi sebagai pilar pembangunan bangsa sehingga Indonesia bisa berdaya saing global," ucapnya.

Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Jumain Appe selaku Ketua Umum Panitia Hakteknas ke-23 dalam laporannya menyampaikan bahwa Hakteknas kali ini akan berlangsung semarak karena dihadiri oleh 2000 komunitas iptek dan inovasi di seluruh Indonesia.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas