Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Benarkah Netizen Indonesia sudah Tak Bisa Temukan Gambar Porno di Internet?

Dengan diaktifkan secara permanen, pengguna tidak bisa menon-aktifkan (disable) fitur SafeSearch dari pengaturan pencarian Google.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Benarkah Netizen Indonesia sudah Tak Bisa Temukan Gambar Porno di Internet?
chinanews.com
Weng sedang mengamati gambar porno untuk kemudian menyensornya. Ia mendapat upah 50 yuan atau sekira Rp 10 ribu per jam untuk pekerjaannya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kemenkominfo) menyampaikan akan menyaring semua gambar pornografi di situs pencarian Google menggunakan fitur SafeSearch.

Menurut Jendral Aplikasi dan Informatika Kemenkominfo, Samuel A. Pangarepan, fitur SafeSearch di Google akan diaktifkan permanen mulai pekan ini, tepatnya 10 Agustus 2018.

Dengan diaktifkan secara permanen, pengguna tidak bisa menon-aktifkan (disable) fitur SafeSearch dari pengaturan pencarian Google.

Efeknya pengguna tak bisa lagi mendapatkan konten pornografi dari hasil "googling". Penyaringan berbasis SafeSearch tersebut diserahkan Kemenkominfo ke para penyedia jasa akses internet (ISP).

"Dengan metode ini gambar porno tak akan muncul di bagian image, meski diminta dengan kata kunci," ujar Semuel.

Secara teknis pengguna Google yang mengakses search engine itu dari Indonesia, tidak akan bisa memperoleh konten porno.

Benarkah demikian? Dari pantauan, sebagian operator seluler di Indonesia telah mengamalkan instruksi Kemenkominfo.

Berita Rekomendasi

Beberapa provider seluler yang diuji coba, seperti Telkomsel, Indosat, XL, dan Bolt telah mengaktifkan fitus SafeSearch yang akan membatasi kehadiran konten atau foto yang mengandung konten pornografi di hasil pencarian Google.

Meski demikian, masih ditemui gambar yang mengeksploitasi bagian vital dan mengumbar adegan tak pantas, saat dicoba dengan sejumlah kata kunci.

Berbeda dengan pencarian situs web yang berisi video pornografi, penerapan SafeSearch sudah cukup efektif.

Saat dicoba dengan beberapa nama situs web yang berisi kata porn atau sex, hasil pencarian Google justru merekomendasikan situs yang tidak berkaitan.

Dijelaskan sebelumnya, bahwa SafeSearch yang diterapkan baru menyasar bagian laman situs dan image search, belum mencakup bagian video.

Dari temuan, Sabtu (11/8/2018), dengan menggunakan kata kunci yang sama di bagian search image, konten pornografi ternyata masih mudah ditemukan di bagian video.

Dalam laman resminya, Google sendiri menyadari jika SafeSearch tidak 100 persen akurat. "...tapi bisa membantu Anda menyaring konten tak pantas. Ketika aktif, SafeSearch akan memblokir gambar, video, dan situs bermuatan negatif dari hasil search Google," papar Google soal SafeSearch di situsnya.

Baca: Pengunjung sudah Bisa Pesan Wuling SUV 5 Seater dari Sekarang?

Samuel menjelaskan jika pemasangan fitur SafeSearch adalah langkah lanjutan Kemenkominfo untuk memberantas peredaran konten pornografi di internet.

Ia mengatakan, Kominfo telah memblokir banyak situs bermuatan pronografi sebelumnya. Diakui Samuel, cara tersebut masih kurang efektif untuk menyaring gambar porno di image search.

"Itulah yang ingin kami berantas. Banyak ibu-ibu melaporkan anaknya searching kata-kata jorok (porno), makanya kami pakai metode SafeSearch yang sudah kami riset selama setahun sebelumnya," papar Semuel.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sensor Google Dimulai, Benarkah Sudah Tidak Bisa "Googling" Gambar Porno?".

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas