Jumlah Pengguna Terus Turun, LINE Coba Kenalkan Mata Uang Digital
Dalam satu tahun terakhir pangsa pasar Line secara global mulai tergerus oleh WhatsApp, WeChat dan Facebook Messenger.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Aplikasi pesan instan asal Jepang, Line mulai merambah pasar mata uang digital. Perusahaan ini meluncurkan token digital pertamanya, Link dan jaringan blockchain Line Chain.
Tidak seperti mata uang digital lainnya, Link tidak akan dilepas pada pengguna lewat Initial Coin Offering (ICO).
Mata uang digital ini akan diberikan lewat sistem hadiah sebagai kompensasi untuk pengguna setelah menggunakan layanan tertentu.
Nantinya pengguna dapat menggunakan Link sebagai alat pembayaran untuk membeli konten-konten yang ada pada Line, seperti stiker, tema, game, dll. Dikutip dari Tech Crunch, Minggu (2/9/2018), Link akan mulai didaftarkan pada Bitbox yang mewadahi aset digital secara global.
Nantinya Link akan didistribusikan pada pengguna mulai September tahun ini.
“Selama tujuh tahun terakhir, Line mampu tumbuh menjadi layanan global karena pengguna, dan sekarang dengan Link kami ingin membuat sistem kompensasi untuk pengguna,” ungkap CEO Line, Takeshi Idezawa.
Baca: Terapkan 6 Cara Mudah Ini agar Bau Angin Bisa Dijinakkan
Sebanyak 1 miliar Link nantinya akan didistribusikan secara bertahap. Dari jumlah total tersebut sebanyak 800 juta Link akan diberikan pada pengguna sementara 200 juta lainnya akan dikelola perusahaan penerbit Link sebagai dana cadangan.
Namun sayangnya perlu dicatat Link belum dapat dirilis di negara asalnya sendiri, Jepang. Pasalnya penggunaan mata uang digital Link masih terbentur regulasi di sana.
Line Link sendiri dirilis untuk terus mendongkrak jumlah pengguna Line yang semakin menurun.
Dalam satu tahun terakhir pangsa pasar Line secara global mulai tergerus oleh WhatsApp, WeChat dan Facebook Messenger.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.