Google Akui Ada Ratusan Aplikasi Pihak Ketiga yang Baca Email Pengguna Gmail untuk Kepentingan Iklan
Raksasa teknologi Google mengungkapkan hal baru yang terkait dengan seluruh email para pengguna Gmail di dunia.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA - Raksasa teknologi Google mengungkapkan hal baru yang terkait dengan seluruh email para pengguna Gmail di dunia.
Perusahaan tersebut mengatakan kepada Senator Amerika Serikat (AS) bahwa tidak menutup kemungkinan ada aplikasi pihak ketiga yang membaca data dari akun Gmail dan membagikan informasi itu dengan para pemasar.
Walaupun Google sendiri disebut-sebut telah menghentikan praktik tersebut pada tahun lalu.
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (25/9/2018), dalam sebuah surat yang dikirim kepada anggota parlemen AS bulan Juli lalu dan dipublikasikan pada Kamis kemarin, Google menjelaskan bahwa para pengembang dapat membagikan data pengguna kepada pihak ketiga untuk penargetan iklan.
Hal itu dilakukan selama mereka transparan atau terbuka dengan para pengguna terkait bagaimana cara mereka dalam menggunakan data itu.
Dalam praktiknya, kasus tersebut mengindikasikan aplikasi apapun yang membagikan data pribadi pengguna dengan pengiklan harus mengungkapkan fakta ini dalam kebijakan privasi mereka.
Baca: Perkemahan Pramuka Santri Nusantara ala Kementerian Agama
Hal yang pertama kali akan terlihat saat para pengguna menggunakan akun gmail mereka adalah munculnya kotak yang menyertakan catatan bahwa aplikasi meminta izin untuk 'membaca, mengirim, menghapus, dan mengelola email anda'.
Namun informasi terkait siapa pemasar yang dibagikan dalam data tersebut malah lebih sering sulit ditemukan.
Pernyataan yang disampaikan melalui surat yang dikirimkan Google tersebut, ditulis sebagai bentuk tanggapan atas permintaan Senator Partai Republik yang meminta informasi tentang ruang lingkup konten email yang dapat diakses oleh pihak ketiga.
Sebelumnya dalam surat para senator tersebut kepada Google, mereka mengklaim bahwa salah satu perusahaan, yakni Return Path Inc telah membaca konten pribadi dari delapan ribu email untuk melatih algoritme Al milik perusahaan itu.
Sementara itu, dalam wawancara dengan Wall Street Journal, Return Path mengatakan perusahaan mereka tidak secara eksplisit melakukan permintaan untuk diizinkan membaca email para pengguna.
Izin diberikan dalam perjanjian dengan pengguna email yang menyatakan bahwa 'perusahaan diizinkan mengumpulkan informasi pribadi, tidak terbatas pada nama, alamat email, nama pengguna dan kata sandi'.