Manfaatkan Media Sosial, #HilangkanBatasan Bertekat Hilangkan Stigma Kaum Difabel
Media sosial ternyata menjadi alat yang sangat berpengaruh besar bahkan bisa menciptakan gebrakan sosial yang tak pernah terjadi sebelumnya.
TRIBUNNEWS.COM – Bukan cuma sekedar alat untuk mengetahui informasi terbaru atau mengetahui aktivitas teman-temanmu, media sosial ternyata menjadi alat yang sangat berpengaruh besar bahkan bisa menciptakan gebrakan sosial yang tak pernah terjadi sebelumnya.
Contoh nyata terlihat pada gerakan #MeToo yang menjadi viral pada Oktober 2017. Di sosial media, hashtag #MeToo digunakan sebagai upaya prevalensi luas terhadap kekerasan seksual dan pelecahan, terutama di tempat kerja.
Melalui kampanye #MeToo ini, para perempuan para korban kekerasan dan pelecehan seksual dapat memberanikan diri menceritakan pengalaman mereka, bahkan hal ini membuat para pelakunya hingga mendapatkan hukuman penjara.
Bisa dibilang kampanye #MeToo ini sukses membuat para korban berani berbicara, dan hal ini tentu tak akan bisa terjadi tanpa kehadiran media sosial.
Tak hanya sampai disitu saja, media sosial juga menjadi wadah gerakan sosial lainnya. Salah satu yang terbaru adalah #HilanganBatasan.
Gerakan #HilangkanBatasan ini merupakan upaya yang dilakukan untuk membuat kaum difabel seperti tuna rungu, tuna wicara, dan tuna daksa mampu bekerja dan bekerja seperti halnya orang normal lainnya.
Diprakasai GO-LIFE, penyedia layanan on demand dari GO-JEK, Menurut VP Marketing GO-LIFE Yuanita Agata gerakan #HilangkanBatasan ini didasari dari anggapan beberapa masyarakat yang meragukan kemampuan para mitra penyandang disabilitas.
“Saat ini kami melihat masih ada masyarakat dan konsumen GO-LIFE yang masih ragu dengan kemampuan mitra-mitra disabilitas, bahkan sebanyak dua dari tiga mitra aktif GO-MASSAGE dan GO-Auto kami terkadang sering dicancel oleh konsumen ketika tahu mereka adalah penyandang disabilitas,” ujar Yuanita.
Yuanita mengungapkan, banyak alasan mengapa konsumen melakukan hal tersebut. pertama, karena mereka merasa iba, dan kedua, mereka khawatir nantinya bagaimana mereka (mitra difabel) bisa mendatangai kediaman mereka.
Padahal menurut Yuanita, saat ini para mitra aktif GO-MASSAGE dan GO-Auto adalah penyandang disabilitas yang pelayanan dan kemampuannya telah dilatih dan telah diuji.
Berangkat dari hal tersebut dan melihat semangat juang yang terus dimiliki penyandang disabilitas, GO-JEK melalui GO-LIFE mengajak masyarakat dan para penyandang disabilitas untuk menghilangkan batasan tersebut melalui gerakan #HilangkanBatasan.
Tak seperti gerakan #MeToo yang membuat para korban berani berbicara tentang pengalaman mereka, lewat #HilangkanBatasan, masyarakat dan para penyandang disabilitas diajak untuk berfoto dengan secarik kertas bertuliskan #HilangkanBatasan dan menuliskan pengalaman dan dukungan mereka terhadap kaum disabilitas.
Pihak GO-LIFE pun berharap agar masyarakat dan penyandang disabilitas lainnya dapat ikut serta dalam gerakan #HilangkanBatasan, sehingga masyarakat dapat percaya terhadap kemampuan kamu difabel dan kaum difabel bisa percaya diri dan yakin bahwa mereka bisa menjalani profesi yang diinginkan.
Sudah Berkomitmen Sejak Awal
Gerakan #HilangkanBatasan ini merupakan hal pertama yang dilakukan GO-LIFE untuk memperjuangan kehidupan penyandang difabel.
Memiliki komitmen membuka kesempatan yang sama dan menjunjung tinggi kesetaraan dalam berkarya, termasuk penyandang disabilitas, GO-LIFE nyata telah bermitra dengan ratusan penyandang disabilitas di seluruh Indonesia.
“Memiliki tantangan tersendiri, para mitra disabilitas ternyata juga mampu mendapatkan penghasilan yang bersaing dengan mitra-mitra lainnya. Dari sisi kualitas layanan, sebanyak lebih dari 90 persen pengguna GO-LIFE menyatakan puas atas pelayanan yang diberikan mitra penyandang disabilitas. Hal ini membuktikan bahwa disabilitas bukan hambatan dalam berkarya,” kata Yuanita.
Bukan hanya itu saja, GO-LIFE juga bekerja sama dengan beberapa lembaga penyaluran mitra-mitra penyandang disabilitas. Salah satunya adalah ThisAble Enterpise.
ThisAble Enterpise merupakan lembaga yang bekerja di bidang sosial seperti memberikan pelatihan dan penyaluran tenaga kerja bagi para penyandang disabilitas, serta mendorong kemampuan dan kepercayaan diri para mitra sehingga pelayanan dan keterampilan yang mereka miliki telah teruji sehingga tak perlu diragukan lagi.
Gerakan yang dipelopori Sosialpreneur sekaligus Founder dan CEO ThisAble Enterprise Angkie Yudistia mengungkapkan, jika berkat hadirnya GO-LIFE menjadi peluang yang besar kepada mitra difabel agar mendapatkan kesempatan bekerja seperti mitra lainnya.
“Saat ini kami melihat masih ada masyarakat dan konsumen GO-LIFE yang masih ragu dengan kemampuan mitra-mitra disabilitas. Terkadang ini juga didasari oleh rasa iba. Hal inilah yang ingin kami ubah, agar kawan-kawan penyandang disabilitas juga dapat merasakan kesempatan yang sama dalam menyalurkan kemampuan mereka,“ katanya.
Diharapkan apa yang dilakukan GO-LIFE dengan berani merekrut mitra kaum difabel dan melalui gerakan #HilangkanBatasan, masyarakat dapat teredukasi dan menyadari jika penyandang disabilitas memiliki kemampuan dan keahlian yang tak kalah dari masyarakat umumnya.
Penulis: Firda Fitri Yanda