Belum Lirik Sistem 5G Karena Biaya Lebioh Mahal 10 Kali. Menkominfo Pikirkan Jangkauan Masyarakat
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebut pemutakhiran jaringan 4G ke 5G masih belum jadi prioritas
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebut pemutakhiran teknologi 4G ke 5G masih belum jadi prioritas bagi Indonesia.
Sebab biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat menikmati jaringan perangkat 5G juga akan meningkat berkali-kali lipat.
Masyarakat Indonesia disebut Rudiantara akan terbebani bila mendapat kecepatan latensi 100 kali lebih cepat dengan delay hanya 0,5 milisecond, namun harus mengeluarkan biaya 10 kali lebih mahal. Maka konsumsi publik jadi pertimbangan utama.
Baca: Perayaan Cap Go Meh 2019 di Singkawang Ditayangkan di MAXstream
"Model bisnisnya belum pas untuk Indonesia. Nah sekarang Masyarakat mau nggak dengan 100 kali lebih cepat tapi bayarnya 10 kali lebih mahal? Kan belum tentu jadi konsumsi," kata Rudiantara di Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Senin (18/2/2019) malam.
Rudiantara mengatakan, perkembangan jaringan 5G lebih cocok bila yang disasar adalah segmented. Yakni perusahaan yang memang punya cakupan bisnis lebih luas dan membutuhkan kecepatan akses internet.
"Tapi kalau untuk bisnis, model bisnis yang untuk segmen itu lebih pas. Sebab mereka menghitung berapa biayanya dan berapa pendapatnya," ungkapnya.
Baca: Ratusan Nelayan Ancam Bakar Perahu Jaring Sarkak Jika Barang Bukti Jaring Sarkak Dilepas
Kemenkominfo melihat penggunaan jaringan di Indonesia mayoritas masih berorientasi individual dan bukan bisnis. Untuk itu fokus saat ini yang tengah dilakukan Kemenkominfo ialah membangun infrastruktur supaya pemerataaan jaringan teknologi 4G bisa terus digenjot.
Saat ini pembangunan sistem 4G LTE baru terlaksana sekitar 74 persen. Targetnya, seluruh Kabupaten/Kota bisa menikmati akses internet pada akhir tahu.
"Jadi iya pemerataan 4G dulu," pungkas dia.