Jualan Ponsel, LG Akui Xiaomi Lawan Berat
Sales Director LG Electronics Indonesia, Budi Setiawan, mengatakan bisnis smartphone memang sedang ditangguhkan sementara
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY- Sudah hampir setahun smartphone LG tak terdengar gaungnya di Indonesia. Terakhir kali, masyarakat disuguhkan LG G7 pada pertengahan 2018.
Sales Director LG Electronics Indonesia, Budi Setiawan, mengatakan bisnis smartphone memang sedang ditangguhkan sementara, tetapi tak bakal benar-benar berhenti.
“Kami sedang memikirkan strategi apa yang pas. Modelnya bisnisnya akan berubah nanti,” kata dia pada KompasTekno, Rabu (13/3/2019), dalam wawancara khusus untuk rangkaian “LG InnoFest”, di Sydney, Australia.
Jika sebelumnya smartphone LG dipasarkan untuk pasar terbuka (open market), maka ke depan rencananya bakal lebih bersistem bundling dengan operator seluler.
Namun, rencana ini masih dalam tahap diskusi. “Untuk open market sekarang lagi berat kompetisinya. Orang-orang semakin lama ganti smartphone, harganya juga semakin turun,” kata Budi Setiawan.
“Di (segmen) bawah juga sudah berat, ketemu sama Xiaomi. Bukan hanya LG yang sempoyongan, kompetitor lain juga sama semua,” ia menambahkan.
Baca: Belum Nyerah, LG Siapkan Perangkat Flagship Setara Samsung Galaxy S10
Di sisi lain, LG tengah fokus mengembangkan bisnis elektroniknya. Di Indonesia, LG ingin memimpin segmen premium untuk televisi, mesin cuci, kulkas, penyedot debu, dsb.
“Tahun 2018, kontribusi penjualan elektronik segmen premium menyumbang 50 persen ke total pendapatan. Sebelumnya cuma 10 persen. Kami optimis bisa memenangkan sektor ini,” ia menuturkan
Hal ini digenjot melalui implementasi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang semakin memudahkan pekerjaan rumah dan memenuhi kebutuhan hiburan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sempoyongan di Indonesia, LG Sebut Xiaomi"