Anaknya yang Masih SD Main Game Online, Dian Agustina Lemas Muncul Tagihan Rp 20 Juta
Surat-surat tagihan dari Indosat kami “abaikan” untuk sementara hingga pada awal September 2018 mendapat “Surat Cinta” dari debt collector
Penulis: Eko Sutriyanto
Ya sudah. Akhirnya saya datang ke gerai Indosat di Mal Mangga Dua.
Saya protes kepada petugas yang melayani saya, kenapa tidak ada pemberitahuan atau semacam alert dari mereka bahwa pemakaian saya di luar batas kewajaran.
“Ini dianggap sebagai pemakaian wajar, Bu. Ini normal.”
Jawaban standar CS yang bikin saya mau ngamuk. Jawaban yang tidak memiliki empati menurut saya.
“Jadi 20 juta itu wajar ya. Berapa banyak orang yang mengalami kejadian seperti saya?”
“Ada juga sih bu. Tapi memang jumlah ibu yang paling banyak.”
Campur aduk rasanya. Menyesal karena saya terlalu “loose” kepada anak-anak. Di sisi lain ini adalah tanggungjawab saya untuk melunasi tagihan karena persoalan sudah masuk ke ranah hukum.
To make the story short, saya melunasi “tagihan wajar” sebesar Rp20.096.640 itu pada 11 September 2018, selang tiga-empat hari sebelum pasukan debt collector datang ke kantor. Sakit banget rasanya kudu membayar 20 juta untuk sesuatu yang invisible.
Baca: Seorang Ibu di Kediri Kaget Dapat Tagihan Game Online Rp 11 Juta yang Dilakukan Anaknya
Memang , kita tidak bisa menyalahkan operator, penyedia games, atau anak-anak sebagai pelakunya. Yang salah adalah kita. Kita harus introspeksi diri, sudahkah kita menjaga anak-anak kita dengan baik? Filter terbaik dari segala keburukan adalah dari rumah (keluarga).
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk bro & sis semua yang memiliki anak-anak usia sekolah, yang saat ini addict dengan gadget dan games online. Kontrol ada di tangan kita dan bukan di tangan penyedia games online.
Anak adalah ibarat kertas kosong putih. Tugas kita sebagai orang tua mewarnainya menjadi merah, kuning, biru, hijau.
Akun facebook Dian pun dibanjiri tanggapan :
Yopie Gani Harmoko
Yopie Gani Harmoko Walah, makane toh dilimit kan ada fiturnya limit tagihan itu
Didi Mardiono
Didi Mardiono ealah tak kiro bener adanya dirimu ternyata yg lg pagi di radio dibahas