Sejarah THR: Tokoh Pencetus Hingga Bentuk Kesetaraan Rakyat
Jadi kewajiban setiap perusahaan kepada karyawannya, ternyata THR punya sejarah yang cukup panjang dan penuh intrik.
Editor: Content Writer
Menjelang Lebaran, Tunjangan Hari Raya (THR) pasti sudah didapatkan. Jadi kewajiban setiap perusahaan kepada karyawannya, ternyata THR punya sejarah yang cukup panjang dan penuh intrik.
Dilansir dari Bagkapos.com yang mengutip dari kabarburuh.com, tradisi THR pertama kali muncul pada masa pemerintahan Soekarno, tepatnya pada era kabinet Soekiman Wirjosandjojo.
Kabinet yang dilantik pada tahun 1951 ini memiliki banyak program, salah satunya untuk meningkatkan kesejahteraan pamong praja atau yang kini disebut Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Pada awalnya tunjungan ini hanya diberikan kepada aparatur negara saja, dan menjadi sebuah strategi agar PNS masa itu memberi dukungan kepada kabinet yang sedang berjalan.
Setiap pegawai pun menjelang akhir bulan Ramadan mendapatkan tunjangan sebesar Rp125 – Rp200 atau sekitar Rp1.100.000 hingga Rp1.750.000 pada saat ini.
Namun akibatnya, kebijakan ini menuai protes terutama dari kaum buruh. Para buruh melancarkan aksi mogok pada 13 Februari 1952 dengan tuntutan agar diberikan tunjangan dari pemerintah pada setiap akhir bulan Ramadan.
Menurut buruh kebijakan ini dianggap pilih kasih dan tak adil, apalagi aparatur pemerintah saat itu masih diisi kaum priyayi, ningrat, dan kalangan atas lainnya.
Protes tersebut pun berbuah manis, bahkan hingga kini baik dalam sektor pemerintahan atau swasta, pemberian THR kepada pegawai adalah hal wajib yang harus dilakukan semua instansi pemerintah dan perusahaan.
Saat ini, dana THR yang didapatkan pekerja biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan saat Lebaran.
Tak hanya itu saja, bagi sebagian besar masyarakat, THR juga dianggap sebagai dana tambahan untuk membeli barang diluar jangkauan penghasilan bulanan. Contohnya untuk membeli smartphone.
Makanya tak mengherankan, seperti yang dilansir Surya.co.id, menjelang lebaran angka penjualan smartphone semakin meningkat tajam.
Beragam brand smartphone pun jadi pilihan, salah satunya smartphone anyar dari vivo Indonesia, yakni V15.
V15 punya banyak fitur pendukung yang disukai pengguna smartphone Indonesia seperti kamera depan 32MP Pop-Up Camera yang memiliki desain Pop-Up atau baru muncul ketika digunakan.
Kamera depan ini dilengkapi resolusi kamera 32MP dan teknologi Artificial Intelligence (AI).
Selain itu, pada bagian belakang hadir AI Triple Camera dengan kamera utama beresolusi 12MP (24 juta unit fotosensitif), 8MP AI Super Wide-Angle Camera dan 5MP Depth Camera, untuk memotret bokeh.
Sedangkan dari segi layar V15 punya Ultimate All Screen 6,53 inci dengan rasio layar-ke-tubuh 19,5:9, sehingga membuat layar benar-benar terlihat luas dan lega.
Melengkapi keunggulan diatas, mulai dari tanggal 10 Mei – 30 Juni 2019, setiap pembelian vivo V15 seharga Rp4.099.000 di gerai offline, atau e-commerce Akulaku, Lazada, Shopee, JD.ID, Tokopedia, dan Blibli, berkesempatan memenangkan grand prize liburan ke Bali gratis sekeluarga.
Tak hanya liburan sekeluarga ke Bali, banyak hadiah lain yang menanti seperti vivo V15 atau vivo 15 pro, bahkan kesempatan mendapatkan cashback hingga Rp300.000 setiap pembelian vivo V15.
Jika tertarik, kamu bisa mencari informasi lebih lanjut tentang program “Bersama Rayakan Kemenangan” hanya pada situs www.vivosmartphone.id. (*)