Domain .id Layak Dikembangkan di Pasar Internasional
Dengan keunikannya, domain .id dianggap dapat sejajar dengan beberapa domain unik dunia seperti .tv (Tuvalu) dan .me (Montenegro)
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat Teknologi Informasi Nasional Onno W. Purbo menilai domain .id layakj dikembangkan di pasar internasional.
Domain .id yang merupakan country code Top Level Domain (ccTLD) untuk Indonesia bisa mempresentasikan ide dan indetity.
"Ekspansi ke pasar internasional merupakan langkah yang tepat karena domain .id unik. Tapi jangan lupa juga terus branding di dalam negeri," ungkap lulusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung ini.
Dengan keunikannya, domain .id dianggap dapat sejajar dengan beberapa domain unik dunia seperti .tv (Tuvalu) dan .me (Montenegro).
"Keunikan tersebut yang dapat menjadi branding utama," tambahnya.
Baca: Empat Persen dari Total 281 Ribu Domain.ID yang Terdaftar Berasal dari Luar Negeri
Di tengah rencananya untuk ekspansi pasar, Pandi masih terganjal regulasi pemerintah, yakni Permen Kominfo Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama Domain, atau PP Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik, yang mengharuskan Pandi untuk hanya bekerjasama dengan registrar berbadan hukum Indonesia.
Onno mendorong registrar dalam negeri pun untuk turut melebarkan sayapnya di pasar internasional guna mengakomodir ekspansi pasar domain .id di seluruh dunia.
"Itu 'kan dapat mengakomodir Pandi untuk tetap go international tanpa mesti terbentur regulasi pemerintah," pungkasnya.
Ketua Dewan Pengurus Pandi Yudho Giri Sucahyo mengungkapkan, pihaknya menargetkan penambahan hingga 800 ribu pengguna baru selama 2019, gabungan dari pasar domestik dan internasional.
"Tentunya selain terus mendorong dukungan dari pemerintah, kami pun telah berupaya dengan merancang kegiatan kampanye," pungkasnya.
Menurut data Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi), hingga pertengahan 2019, total pengguna domain .id mencapai 318.090 di seluruh dunia.
Rincian 304.126 di dalam negeri (95,61%) dan 13.964 pengguna (4,39%) di luar negeri.
Mengacu pada jumlah tersebut penggunaan nama domain .id di dalam negeri masih relatif rendah apabila dibandingkan jumlah penduduk yang mencapai sekitar 267 juta jiwa.