Berbagi Pengalaman Penerapan Strategi Digital Marketing di Tech in Asia 2019
Data Nielsen menyebutkan, 92% orang mempercayakan rekomendasi yang datang dari teman atau keluarga dibandingkan yang melalui iklan
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk membangun sebuah brand, para pegiat pemasaran memerlukan strategi utama untuk menarik perhatian pelanggan potensial yang sesuai dengan target yang diingini.
Di acara konferensi regional Tech in Asia 2019 yang berlangsung 2 hari di JCC Senayan, sejumlah perusahaan besar maupun rintisan berbagi strategi marketing mereka dalam membangun citra serta mengenalkan produknya.
Salah satunyanya adalah pemasaran lewat digital melalui berbagai channel seperti sosial media dan website dan strategi atas ‘omongan orang’ atau rekomendasi dari orang sekitar turut diperhitungkan keberhasilannya dalam menarik lebih banyak lagi pelanggan.
Data Nielsen menyebutkan, 92% orang mempercayakan rekomendasi yang datang dari teman atau keluarga dibandingkan dari produk dan layanan yang ditampilkan melalui iklan.
Bahkan penelitian akademis menyatakan strategi Word of Mouth (WoM) mampu secara efektif mengkonversi target potensi pelanggan menjadi pelanggan sungguhan.
Baca: Pindah ke Manggarai, Mulai 2021 Stasiun Gambir Tak Layani Pemberangkatan Kereta Api Jarak Jauh
Bayu Ramadhan, VP Brand & Marketing Moka, startup penyedia layanan point of sales untuk
bisnis menyatakan, strategi Word of Mouth (WoM) membantu tim dalam mempercepat waktu yang diperlukan bagi pelanggan dalam mengambil keputusan.
Baca: Cerita Heroik Sopir Truk Colt Diesel Kejar dan Tabrak Mobil Perampok Hingga Hantam GT Balaraja
“Dalam market B2B (business to business), periode untuk mengambil keputusan biasanya akan lebih lama dibandingkan dengan market B2C. Di sini peran strategi Word of Mouth (WoM) dalam memotong periode waktu karena unsur trust dapat mendorong lebih cepat,” ujar Bayu.
Bayu menjelaskan, timnya sering mengaplikasikan strategi ZMOT - Zero Moment of Truth berbentuk testimoni ke berbagai channel-nya termasuk media sosial.
“Kami berkolaborasi dengan merchant kami yang terpercaya dan menjadi inspirasi bagi para pebisnis
lainnya untuk dijadikan contoh dan panutan,” kata dia.
Kini, dengan berkembangnya teknologi dan cepatnya akses digital, strategi Word of Mouth (WoM) dapat lebih dimanfaatkan lagi melalui saluran daring dan turut dikombinasikan dengan pemasaran digital.
Erick Wicaksono, VP Marketing Bukalapak menilai, channel digital memiliki peran penting untuk menyebarluaskan Word of Mouth (WoM) lebih efektif.
“Word of Mouth atau sistem rekomendasi ini akan lebih berdampak luas dan besar dengan bantuan
digital. Orang-orang akan lebih mudah mengaksesnya,” jelas Erick.
Dimas Novriandi, VP Digital Banking PR, Social, & Content Lead Bank BTPN (Jenius) berpendapat, strategi Word of Mouth (WoM) bisa dibagi dalam dua bentuk, yaitu inspirational dan intentional.
Pembeda di antara keduanya adalah inspirational merupakan gabungan dari kisah-kisah organik dari para pengguna Jenius, sedangkan intentional menggunakan pesan utama yang menggambarkan nilai Jenius dengan menggunakan peran influencer yang mereka sebut co-creators.
Ketiganya sependapat, kehadiran Word of Mouth (WoM) dapat diartikan sebagai strategi yang mempercepat penyebaran manfaat produk dan jasa.