TaniHub Siapkan Ekspansi Pasar ke Bali
Pasar TaniHub saat ini 80 persen masih bersifat offline. Umumnya yang menyerap produk mereka adalah modern channel, horeka, modern store.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Platform produk pertanian dan perkebunan TaniHub menyiapkan ekspansi pasar ke Bali untuk memperluas pasar di segmen B to B setelah sebelumnya startup ini sukses menggarap pasar B to B di Pulau Jawa.
Astri Purnamasari, VP Corporate Services TaniHub mengatakan, selama ini platform-nya sukses melakukan branding atas produk-produk pertanian yang dihasilkan para mitra tani di berbagai daerah di Jawa untuk dipasarkan, seperti ke modern store.
"Kita sudah punya mitra tani yang produknya sudah kita branding seperti di marketplace lain. Kalau kita mau jadi agen juga bisa. Kita percaya, jika makin bnyak pasar yang kita buka sarapan kita juga akan makin besar. Toko sebelah saja ambil dari kita. Kita membuka ekosistemnya, kita juga menyiapkan pendanaannya," ungkap Astri dalam perbincangan dengan Tribunnews dan beberapa media di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Astri menjelaskan, sebagai destinasi wisata populer yang banyak didatangi wisatawan, Bali memiliki potensi pasar yang besar untuk digarap.
Seperti cabang di kota-kota lainnya yang sudah dibuka di Pulau Jawa, di cabang Bali, TaniHub juga akan menyiapkan fasilitas lengkap seperti cold room berukuran besar untuk sortasi dan pengemasan produk tani sebelum dipasarkan dan dengan dukungan armada pengiriman yang memadai cukup untuk melayani end to end.
Pasar TaniHub saat ini 80 persen masih bersifat offline.
Umumnya yang menyerap produk mereka adalah modern channel, horeka, modern store dan industri pengolahan makanan seperti industri keripik singkong, selai dan lain-lain.
TaniHub saat ini mengelola cabang berlokasi di Bogor, Bandung, Surabaya dan Yogyakarta. Jumlah cabang ini ke depannya akan terus diperbanyak untuk menekan risiko shrinkage.
800 Item
"Kita saat ini menangani lebih dari 800 item produk yang kita bisa absorb dari petani. Paling dominan adalah produk buah-buahan dan sayuran. Ada juga ikan, telur, daging, dan sekarang beras. Di semua komoditi ini kita punya branding (diberi merk)," imbuh Sariyo, Director of TaniSupply, perusahaan yang terafiliasi dengan TaniHub.
Untuk produk buah-buahan mereka memberi merk Summer Ville, sementara untuk produk
sayuran di-branding Gold Farm dan untuk komoditi beras kini dalam persiapan untuk memberikan branding Lentik.
"Kantong buah kita terbanyak berada di Jawa Timur," kata Sasriyo.
Sariyo menambahkan, petani yang menjadi mitra mayoritas berada di Pulau Jawa. "Kita sedang menjajaki kerjasama dengan petani di Balikpapan dan juga di Mamuju (Sulawesi Selatan)."
"Kita berikan pendampingan ke petani, tak hanya saat penanaman, tapi juga pemasarannya. Kami bekerja sama dengan TaniHub dan TaniFud untuk aspek pendanaannya. Kami di TaniSupply bertanggung jawab di procurement dan pembelian produk dari petani."
Baca: Biasa Bekerja Mengenakan Alas Kaki? Di Kantor TaniHub Anda Justru Wajib Lepas Sepatu
"Ada fungsi supply chain, pengiriman ke gudang, quality control dan lain-lain. Sementara TaniHub menangani penjualan dan TaniFund menangani pendanaan," jelas Sariyo.
Sariyo menambahkan, total mitra tani TaniHub dan perusahaan terafiliasinya mencapai 35.000 petani dan kelompok tani.
"Bisnis ini bersifat perishable dan ini menjadi unik, karena kita harus selalu bisa menjaga kesinambungan supply dan demand-nya," kata dia.
Total pendanaan yang telah dicairkan ke petani melalui channel TanFud per Oktober 2019 ini mencapai hampir Rp 80 miliar.
Ke depan, TanHub akan terus merekrut petani mitra di berbagai daerah dengan pola rekrutmen aktif dan pasif. "Misal kalau ada kebutuhan pasokan alpukat, kita akan aktif sambangi mereka (petani alpukat)," Sariyo mencontohkan pola pendekatan aktif yang dilakukannya.
Baca: Egi Gunawan Si Petani Milenial yang Dapat Bantuan Pendanaan dari TaniFund
"Kita prioritaskan ke petani kecil yang lahannya hanya 0,3 ha atau di bawah 1 ha," tandasnya.