Teknologi 5G di Indonesia Menjadi Suatu Keniscayaan
Pemerintah mulai membangun roadmap yang lebih jelas dalam menghadapi 5G sehingga memberikan kepastian bisnis bagi semua ekosistem
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kemajuan teknologi dan adopsi digital di Indonesia akan menciptakan peluang yang semakin besar dalam beberapa tahun ke depan, terutama memasuki era Revolusi Industri 4.0.
Salah satu teknologi yang tak bisa dihindari adalah kedatangan teknologi 5G ke Indonesia tak lama lagi.
"Kehadiran teknologi 5G ke Indonesia tak bisa ditolak. Teknologi itu sebuah keniscayaan melihat pertumbuhan trafik dan penggunaan konten digital dari masyarakat Indonesia. Sekarang posisinya, bagaimana pemerintah memainkan peran agar teknologi diadopsi, tetapi ketahanan dan kedaulatan digital bisa dibangun atas 5G," ungkap Pendiri IndoTelko Forum Doni Ismanto Darwin dalam keterangan persnya, saat Seminar Embarking 5G, a Pursuit to Digital Destiny, Rabu (27/11/2019).
Doni mengharapkan, pemerintah mulai membangun roadmap yang lebih jelas dalam menghadapi 5G sehingga memberikan kepastian bisnis bagi semua ekosistem yaitu Device Network Application (DNA).
"Kalau pasar global, 5G akan komersial di 2020. Indonesia rasanya tak mungkin tahun depan. Tetapi berikanlah roadmap ke semua ekosistem agar kita benar-benar bisa bangun bisnis dan ketahanan industri telekomunikasi yang ideal di era 5G," katanya.
Baca: Setelah 5G, China Kebut Pengembangan Jaringan 6G
Baca: Singapura Siap Luncurkan 5G Tahun Depan, Ujicoba Dulu dengan Biaya 29,5 Juta Dollar AS
Baca: AS Butuhkan Pasokan Perangkat Teknologi 5G Buatan Negara Lain di Luar China
Baca: Kembangkan Inovasi Teknologi 5G di Indonesia, Telkomsel Belum Tunjuk Mitra Jaringan
Doni mengingatkan, Indonesia telah masuk ke sebuah tatanan baru seiring jaringan broadband kian masif penetrasinya.
"5G nanti akan makin banyak konten yang beragam dan kegunaanya untuk infrastruktur kritikal. Saya harapkan ketika membuat roadmap 5G itu mempertimbangkan ketahanan dan kedaulatan siber nasional," jelasnya.
Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dr. Ir. Ismail, M.T menjelaskan instansinya sudah mempertimbangkan implementasi 5G di Indonesia.
Namun, ada empat hal yang dipertimbangkan pemerintah sebelum menuju 5G, yaitu momentum yang tepat untuk masuk ke pasar, mendorong infrastructure sharing, meminta operator untuk menyiapkan business model yang inovatif dan bermanfaat buat masyarakat, serta terakhir kolaborasi dan perluasan.
“Pemerintah tidak mau buru-buru, tetapi juga jangan telat. Lalu kami juga mendorong infrastructure sharing untuk menekan 40% cost karena 5G ini terkait akses jaringan. Sebelum 5G, kami ingin melihat formulasi demand, supply, dan ekosistemnya harus dipertimbangkan secara keseluruhan,” ujar Ismail.
Ismail menegaskan, pemerintah tidak mau sekadar mengikuti tren 5G yang didorong pemanfaatannya oleh negara-negara produsen dari jaringan telekomunikasi generasi kelima ini.
“Kita nggak mau 5G kalau nggak jadi tuan rumah. Market Indonesia besar, demandnya juga besar. Jangan sampai kita hanya belanja, dimanfaatkan, dan seterusnya tetapi tidak bisa jadi tuan rumah. Jangan hanya berdebat di dalam negeri, tetapi tidak melihat bahwa kita sebenarnya hanya bulan-bulanan global,” tegasnya.
Berharap Insentif Pemerintah
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Ririek Adriansyah menyatakan seluruh operator telekomunikasi di Indonesia menyatakan kesiapannya menyediakan jaringan 5G bagi masyarakat maupun industri.
Namun, mengingat investasi yang harus dikeluarkan untuk membangun jaringan 5G tidak murah, ATSI meminta pemerintah bisa membantu dengan memberikan insentif seperti yang dilakukan di negara lain.
“Kami di ATSI mengharapkan adanya keringanan. Di tahap awal pengembangan misalnya kami diberikan BHP Holiday di 3 tahun pertama implementasi, sehingga kami terbantu membangunnya,” kata Ririek.
Demi mempercepat proses pembangunan jaringan 5G, Ririek juga menilai pemerintah perlu melakukan sinkronisasi regulasi Pusat dan Daerah.
“Operator kita sendiri sudah melakukan trial 5G tahun ini sampai tahun depan. Kami mengharapkan tender spektrum bisa dilakukan 2021, sehingga pembangunannya bisa kita lakukan setelah itu,” tegasnya.
ATSI berharap, Indonesia tidak kehilangan momentum memanfaatkan 5G sehingga keinginan pemerintah melakukan revolusi industri 4.0 bisa terbantu dengan teknologi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.