Punya Pasar Masing-masing, LinkAja Tak Gentar Hadapi WeChat Pay
Edward K Suwignjo menjelaskan segmentasi yang disasar pihaknya tentu saja berbeda dengan dompet digital asal Tiongkok itu.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Layanan keuangan digital LinkAja mengaku tidak gentar dengan kehadiran WeChat Pay yang resmi beroperasi di Indonesia.
Chief Marketing Officer LinkAja Edward K Suwignjo menjelaskan segmentasi yang disasar pihaknya tentu saja berbeda dengan dompet digital asal Tiongkok itu.
Sehingga ia menyatakan LinkAja tidak khawatir dengan kemunculan WeChat Pay yang telah diizinkan Bank Indonesia (BI) untuk beroperasi di Indonesia.
"Kalau kita selalu bilang, dari sisi spektrum payment-nya kan lebar sekali, dari lifestyle sampai kebutuhan sehari-hari," ujar Edward, di Gedung Ariobimo, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2020).
Baca: Validasi Data Pengguna, LinkAja Gandeng Ditjen Dukcapil
Ia kemudian menegaskan LinkAja sejak awal menyasar pada layanan dompet digital untuk kebutuhan sehari-hari para penggunanya.
"Kita selalu bilang bahwa kita masuknya yang kebutuhan sehari-hari, bukan yang lifestyle," kata Edward.
Perlu diketahui, WeChat Pay resmi beroperasi di tanah air sejak 1 Januari 2020.
Dompet digital ini masuk dengan menggandeng Bank CIMB Niaga.
Kendati telah beroperasi di Indonesia, layanan uang elektronik satu ini hanya bisa digunakan untuk wisatawan Tiongkok yang tengah berada di Indonesia dan digunakan pada merchant tertentu.
Sementara untuk dompet digital lokal seperti LinkAja difokuskan untuk pembayaran sehari-hari, mulai dari membayar tarif transportasi seperti commuter dan ojek online hingga pembayaran bensin.