Bicara baterai, Galaxy A71 ini bikin hati adem ayem. Nyaris enggak mampu untuk membuat indikator baterai berkurang dari 10 persen untuk pemakaian sehari-hari.

Misalnya ngecek akun sosial media, browsing, nonton YouTube selama naik MRT Jakarta, atau ngerumpi di aplikasi chattingan. 

Sektor kamera

Sekarang giliran komentari kamera Galaxy A71. Silakan dicek dengan seksama, kameranya berbaris rapi dengan format L. Tentu berharap banyak hasil jepretan foto atau video sesuai ekspektasi.

Ukuran sensor 64 MP dengan bukaan f/1.8 jadi spek kamera utamanya. Meski secara teori, ukuran piksel tidak terlalu pengarughi bagus atau tidaknya hasil foto.

Justru ukuran megapiksel berpengaruh pada kualitas cetak gambar dan saat di zoom gambar tidak pecah. Sudah kebayang kalau hasil jepretannya bisa dicetak dalam ukuran besar?

Poin penting dari kamera yang oke itu berasal dari bukaan lensa. Makin kecil makin oke.

Jadi kalau bukaan lensa F1.8 milik Galaxy A71 ini sudah pasti lebih baik dari perangkat sejenis dengan bukaan f/2.0

Kamera makro ikut pula dibenamkan dengan ukuran 5MP dengan bukaan lensa F2.4. Jadi enggak perlu beli aksesori tambahan untuk mengambil objek dari jarak dekat. Misalnya kurang dari 5 cm.

Kemudian ada pula dengan lensa depth sensor 5MP dengan bukaan F2.4. Silakan dimaksimalkan untuk menjepret dengan efek bokeh.

Oh iya soal urusan rekam video, baru yang keren karena ada fitur Super Steady. Fitur ini yang bertanggung jawab bikin hasil video lebih stabil tanpa perlu alat tambahan. 

Fitur Super Steady di Galaxy A71 lebih impresif ketimbang sang adik, Galaxy A51!

Meski begitu, tetap ada kekurangan yang sebenarnya bisa dimaklumi. Utamanya teknologi pengenalan sidik jari yang prosesnya kurang kilat.

Bisa dimaklumi karena masih ada opsi pengenalan wajah atau PIN untuk mengaktifkan ponsel.