Tips Perusahaan Rintisan Bertahan di Tengah Terpaan Pandemi Corona
Pimpinan startup harus memastikan kebijakan work from home (WFH) atau bekerja di rumah, berjalan efektif
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Virus Corona atau Covid-19 telah menjadi pandemi global, termasuk melanda Indonesia, membuat pemerintah secara resmi memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Tentu, hal ini memberikan dampak bagi dunia usaha, termasuk start-up.
Perusahaan rintisan juga menjadi salah satu lini bisnis yang merasakan dampak cukup besar.
Co-founder sekaligus Chief Operating Officer (COO) Qoala Insurtech, Tommy Martin mengatakan, tiga hal krusial yang harus diperhatikan.
Pertama, memastikan kebijakan work from home (WFH) atau bekerja di rumah, berjalan efektif.
Apabila tidak dikelola dengan baik, bisa mengakibatkan produktivitas karyawan menurun yang berimbas pada angka penjualan.
Sesuai dengan imbauan dari Presiden Jokowi, pihaknya menerapkan sepenuhnya sistem WFH.
"Kami menerapkan sistem daily update dari masing-masing tim, yang fokus pada result driven culture," kata pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 18 Maret 1987 ini.
Baca: Startup Chilibeli Sabet Penghargaan Top Online Grocery Tech Startups dari Tracxn
Baca: 3 Curanmor Asal Lampung Ditangkap: 32 Aksi dalam 2 Pekan, Dijual Rp 2 Juta, 15 Motor Motor Disita
Baca: Diproyeksikan Beroperasi Tahun 2020, Tiang-tiang KRL Solo-Jogja Mulai Terlihat di Stasiun Klaten
Menggunakan sistem daily update ini akan membuat lebih fokus pada pencapaian masing-masing tim, dan mengatasi kendala yang menghambat pencapaian tersebut.
Kedua, melakukan inovasi produk.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan seperti Qoala yang bergerak di bidang teknologi asuransi.
Asuransi memegang peranan penting untuk melindungi masyarakat dari dampak finansial akibat wabah corona.
"Kami bekerja sama dengan beberapa perusahaan asuransi untuk dapat mengembangkan produk kesehatan berbasis digital, yang tentunya didukung oleh teknologi kami," kata pria lulusan London, Inggris, ini.
Ketiga, menerapkan strategi keuangan dengan baik.
Tommy menjelaskan, wabah corona memberikan dampak finansial yang sangat besar, misalnya pada industri perjalanan dan retail.
Imbasnya, terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan yang bekerja di industri tersebut.
"Dampak tersebut juga kami rasakan. Namun kami berkomitmen untuk tidak mengambil jalur PHK. Kami lebih fokus pada pengurangan anggaran operasional dan pemasaran," katanya.
Pihaknya mengalihkan anggaran pemasaran ke jalur online, dengan melakukan digital campaign, tapi harus pastikan target market dan kanal yang digunakan tepat sasaran.