Dua dari Tiga Konsumen Indonesia Mencoba Bepergian Tanpa Uang Tunai Selama Beberapa Hari
Studi Consumer Payment Attitudes kami menunjukkan gaya hidup nontunai semakin diminati masyarakat Indonesia
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan studi Consumer Payment Attitudes terbaru yang dirilis Visa, masyarakat Indonesia semakin tertarik menggunakan pembayaran digital.
Studi ini, yang menyoroti perkembangan konsumen yang melek digital di Asia Tenggara, mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia semakin melek pembayaran digital dan dan siap menyambut masa depan nontunai.
Menurut studi tersebut, dua dari tiga masyarakat Indonesia telah mencoba bepergian tanpa uang tunai sama sekali selama beberapa hari, terutama konsumen Gen Y (71%) dan affluent (77%).
Ke depannya minat akan hal ini diperkirakan akan meningkat, di mana hampir tiga dari empat konsumen memprediksi adopsi pembayaran nontunai mereka akan meningkat di tahun depan, khususnya bagi konsumen affluent (83%).
Riko Abdurrahman, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, mengatakan beragam opsi pembayaran nontunai yang tersedia dan segudang manfaatnya mendorong masyarakat Indonesia memilih bepergian tanpa uang tunai.
Baca: Wagub DKI Jakarta Akan Pertimbangkan Bantuan Uang Tunai Bagi Warga Terdampak Virus Corona
Baca: Peta Sebaran Corona di Jawa Timur Selasa 21 April 2020 Petang: 603 Positif, 444 Pasien Masih Dirawat
“Sejumlah manfaat, seperti kenyamanan, kemudahan, dan keamanan, menjadi alasan utama konsumen beranjak mendukung pembayaran digital dan masa depan nontunai," katanya dalam keterangan pers, Selasa (21/4/2020).
Studi Consumer Payment Attitudes kami menunjukkan gaya hidup nontunai semakin diminati masyarakat Indonesia, di mana satu dari dua responden memperkirakan masyarakat nontunai dapat terealisasi dalam waktu dua hingga lima tahun ke depan di Indonesia.
Studi juga menunjukkan semakin tingginya ketertarikan untuk mengadopsi pembayaran contactless, di mana 70% pemegang kartu contactless di Indonesia lebih sering menggunakan teknologi contactless dibandingkan dua tahun yang lalu.
Pemahaman mengenai pembayaran contactless juga meningkat 13% dibandingkan tahun lalu.
Sejumlah manfaat utama yang disoroti konsumen adalah tidak repot membawa uang tunai, inovatif, dan mudah digunakan.
Karenanya, 77% responden pemegang kartu contactless memanfaatkan teknologi tersebut setidaknya seminggu sekali, dengan segmen affluent menjadi pengguna yang paling intens.
Teknologi contactless memungkinkan konsumen membayar hanya dengan sekali tap saat membeli kebutuhan sehari-hari mereka, tanpa otorisasi PIN atau tanda tangan, untuk pembelian hingga Rp 1 juta.
"Pembayaran contactless memiliki tingkat keamanan yang sama dengan kartu berbasis chip EMV lainnya, ditambah dengan kecepatan dan kenyamanan lebih karena kartu contactless tetap di genggaman konsumen selama proses pembayaran,” kata Riko.