Kekayaan Pemilik Zoom Bertambah Jadi Rp 120 Triliun Sejak Wabah Corona
Yuan mengatakan ide mengembakan Zoom muncul ketika ia dalam perjalanan 10 jam di kereta untuk mengunjungi pacarnya.
Editor: Hasanudin Aco
Tetapi bahkan istrinya sebenarnya tidaklah yakin, kata Yuan kepada Forbes.
Meskipun demikian sebagai seseorang yang sering melakukan perjalanan bisnis, dia tetap melihat perlunya pengembangan platform yang menfasilitasi rapat jarak jauh.
Lonjakan karena wabah
Perusahaan terus berkembang pada bulan April tahun lalu, masuk di pasar saham dan mencatat keberhasilan saat masuk Nasdaq.
Sejak saat itu, harga saham Zoom meningkat dalam kelompok kategori perangkat lunak cloud.
Di tengah pandemi, pasar keuangan anjlok, namun harga saham Zoom naik hampir 14% sejauh ini.
Bulan Desember lalu, perusahaan ini mencatat 10 juta pengguna sehari, bulan Maret tahun ini 200 juta dan sejauh ini sampai April 300 juta, menurut data dari perusahaan itu.
Pasar memperkirakan keberhasilan Yuan meningkat lebih dari US$40 miliar dalam waktu tiga bulan saja karena masa karantina pandemi Covid-19 dan meningkatnya permintaan untuk komunikasi jarak jauh.
Mudah digunakan, tapi sistem keamanan dipertanyakan
Mengapa perusahaan ini melampaui perusahaan lain seperti Skype milik Microsoft atau Google Hangouts?
Para pakar teknologi sepakat bahwa tingginya penggunaan Zoom karena muda digunakan, dan pengguna tak perlu mendaftar, dengan 100 orang dapat bergabung, dan juga gratis, untuk masa komunkasi selama 40 menit.
Graham Cluley, konsultan keamanan siber Inggris mengatakan kepada BBC bahwa dalam belakangan muncul pertanyaan soal keamanan.
"Banyak peneliti keamanan internet meneliti kode, dan sebagian menemukan ada masalah keamanan," kata Cluley.
Namun, tambahnya, perusahaan itu segera mengeluarkan perangkat lunak tambahan untuk meningkatkan sistem keamanan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.