Terimbas Corona, Grab Tawarkan Cuti Tanpa Gaji dan Pengurangan Jam Kerja Karyawan
Grab sudah membuka opsi cuti tanpa gaji dan pengurangan jam kerja kepada seluruh perwakilan Grab di delapan negara di Asia Tenggara.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Krisis corona ternyata menghantam salah satu raksasa di aplikasi transportai online yakni Grab. Perusahaan yang berbasis di Singapura ini telah menawarkan kepada para karyawannya bekerja secara fleksibel, mulai dari pengurangan jam kerja, cuti panjang hingga cuti tanpa digaji.
"Kami tidak tahu sampai berapa lama resesi ekonomi ini akan berlangsung. Untuk itu kami mengambil langkah untuk menghemat dana dan mengelola basis karyawan kami," ucap manajemen Grab kepada Tech ini Asia, Kamis (30/4/2020).
Grab sendiri sudah membuka opsi tersebut kepada seluruh perwakilan Grab yang ada di delapan negara di Asia Tenggara.
Baca: Prudential-Halodoc Siapkan 50.000 Rapid Test Covid-19 Gratis untuk Warga Jakarta dan Surabaya
Jadi tidak cuma yang ada di Singapura saja, tapi juga di negara lainnya, yakni Indonesia, Filipina, Malaysia dan Thailand dan lainnya.
Terutama di negara yang sumber daya manusianya berlebih. Namun karyawan bisa mengambilnya secara sukarela.
Baca: Sahur Berlebihan Malah Bikin Cepat Lapar Saat Berpuasa
Andrew Chan, Kepala Transportasi Grab Singapura, sebelumnya juga menyatakan bahwa pihaknya sudah tidak bisa lagi menyediakan dukungan finansial bagi mitra pengemudi yang ada di Singapura, jika pemerintah setempat memutuskan untuk memperpanjang pembatasan kegiatan hingga 1 Juni nanti.
Baca: Ciputra Hospital Selesaikan 210 Bed Tambahan Bed untuk Fasilitas Isolasi untuk Pasien Covid-19
Grab sendiri sudah mengeluarkan dana US$ 40 juta bagi mitra pengemudi dan merchant Grab yang terdampak corona.
Pihak Grab sendiri sudah mengantisipasi kemungkinan terburuk yang terjadi akibat pandemi corona ini. Yakni dengan mengurangi pengeluaran.
Baca: Steven Yeun Siap Bintangi Serial Animasi Invincible
"Ketika pendapatan kami terus turun, gaji para pemimpin senior Grab telah dipotong hingga 20% dan staf Grab juga didorong untuk mengambil cuti tanpa bayar secara sukarela," kata Chan dalam suratnya seperti dikutip Today.
Anthony Tan, CEO dan pendiri Grab Anthony Tan sebelumnya juga menyatakan bahwa pihaknya harus mengambil keputusan yang sulit ini untuk bisa menghadapi pandemi corona.
Apalagi layanan transportasi online Grab tengah mengalami penurunan yang tajam di sejumlah negara yang menerapkan pembatasan atau lockdowon.
Tak cuma Singapura saja, tapi juga negara lainya seperti Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Thailand.
Untungnya, layanan pengiriman barang termasuk pesan antar makanan dan minuman mengalami peningkatan permintaan di negara yang menerapkan pembatasan aktivitas dan dilayani Grab.
Sumber: Tech in Asia | Editor: Markus Sumartomjon
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Grab mulai tawarkan cuti tanpa gaji hingga pengurangan jam kerja ke karyawan