Tak Punya Smartphone, 30 Persen Warga Belum Bisa Nikmati Kuota Gratis 30 GB Telkomsel
Berdasar data internal Telkom, jumlah masyarakat yang belum menggunakan ponsel pintar mencapai 20 hingga 30 persen.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Ririek Adriansyah mengatakan, paket kuota gratis sebesar 30 GB yang diberikan Telkomsel belum bisa dinikmati seluruh masyarakat.
Penyebabnya, masih banyak masyarakat yang belum memiliki ponsel pintar (smartphone) yang bisa digunakan untuk mengakses platform pendidikan selama masa belajar dari rumah.
Berdasar data internal, jumlah masyarakat yang belum menggunakan ponsel pintar mencapai 20 hingga 30 persen.
Perlu diketahui, pemerintah memang menerapkan sistem bekerja, belajar dan beribadah dari rumah untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona (Covid-19).
Baca: Kasih Ibu Sepanjang Masa, Ibu Muda Ini Rela Terpapar Covid-19 Demi Bayinya yang Positif Corona
Sebagai perusahaan BUMN, Telkom Indonesia melalui anak perusahaannya, Telkomsel pun telah memberikan paket kuota internet gratis sebesar 30 GB khusus untuk para pelajar dan mahasiswa agar mereka bisa optimal melakukan belajar secara online.
Baca: Ekonomi RI Melambat, Kuartal I Hanya Tumbuh 2,97 Persen, Prediksi BI-Sri Mulyani Pun Meleset
"Jadi, pekerjaan rumah kami adalah bagaimana cara yang baik untuk membantu mereka menggunakan teknologi ini," ujar Ririek, dalam video conference Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (5/5/2020).
Baca: Kronologi Lengkap Kecelakaan Maut Bus AKAP Restu Mulya Versus Truk Ikan di Paiton, Situbondo
Perseroan juga melakukan optimalisasi kualitas serta kapasitas jaringan pada 436 Point of Interest (POI).
Optimalisasi ini dilakukan untuk memudahkan kegiatan para pekerja yang terpaksa harus bekerja dari rumah selama pandemi ini.
Saat pandemi berlangsung, para pekerja ini kini berfokus melakukan pekerjaan dari rumah.
Sehingga spot untuk penggunaan data tertinggi telah mengalami pergeseran, bukan di wilayah perkantoran namun perumahan.
"Jadi kami menambah kapasitas, baik di jaringan akses maupun backbone, diharapkan dapat mendukung kualitas layanan yang baik," kata Ririek.