Konsumen Global Diyakini Malah Dapat Manfaat dari Rangkaian Perselisihan Dagang AS-China
Dekan Miami Business School sekaligus Profesor Ekonomi John Quelch menilai, Huawei akan dapat bertahan hidup di tengah boikot AS.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
"AS memanfaatkan kekuatan teknologinya sendiri untuk menghancurkan perusahaan di luar perbatasannya sendiri. Ini hanya akan merusak kepercayaan perusahaan internasional terhadap teknologi dan rantai pasokan AS. Pada akhirnya, ini akan membahayakan kepentingan AS," kata manajemen Huawei dalam sebuah pernyataan resminya.
Keputusan itu pun dianggap sewenang-wenang, merusak serta mengancam kegiatan industri di seluruh dunia.
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (19/5/2020), Pimpinan Huawei, Guo Ping, turut buka suara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tahunan Huawei yang dihadiri para pengamat global pada Senin kemarin.
"Kami akui bisnis kami pasti akan terpengaruh, kami akan mencoba semua yang kami bisa untuk mencari solusinya. Kelangsungan hidup adalah kata kunci bagi kami saat ini," kata Ping.
Menurut Guo, Huawei telah menghabiskan 18,7 miliar dolar AS untuk memperoleh barang-barang dari para pemasok AS pada tahun lalu.
Perusahaan ini pun akan terus membeli dari mereka, tentunya jika AS mengizinkan.
Huawei berkomitmen untuk mematuhi peraturan AS dan telah secara signifikan meningkatkan Research and Development (R&D) serta inventaris untuk menghadapi tekanan dari negara yang dipimpin Presiden Donald Trump itu.
Perlu diketahui, pabrikan asing yang menggunakan perangkat pembuat chip AS, sekarang telah diminta untuk memperoleh lisensi terlebih dahulu sebelum diizinkan menjual semikonduktor ke produsen smartphone nomor dua di dunia, Huawei.
Aturan seperti itu dikeluarkan pada hari Jumat lalu oleh Departemen Perdagangan AS.
Nama Huawei memang telah ditambahkan ke 'daftar entitas' Departemen Perdagangan AS sejak tahun lalu.
Hal itu karena adanya indikasi masalah keamanan nasional, setelah AS menuduh raksasa telekomunikasi asal negeri tirai bambu ini memata-matai para penggunanya.
Dituding seperti itu, Huawei pun telah membantah keras tuduhan tersebut.