Kendati digadang akan menggeser popularitas Zoom, sejatinya dua fitur ini memiliki tujuan berbeda.

Zoom, seperti layanan telekonferensi lain, yakni Google Meet atau Skype, lebih ditujukan untuk kalangan profesional.

Sementara Messenger Rooms lebih ditujukan untuk panggilan video berbasis sosial.

Apabila fitur ini sudah dapat digunakan secara resmi, pengguna bisa membagikan tautan Rooms dan mengundang peserta lain, tanpa harus memiliki akun Messenger.

Pengguna kemudian akan diarahkan menuju Messenger untuk melakukan panggilan video yang bisa menampung 50 peserta ini.

Messenger Rooms mungkin akan menjadi pijakan awal Facebook dengan ambisinya mengintegrasikan seluruh platform di bawah naungannya.

Diketahui Messenger Rooms mirip Zoom atau Skype, peserta bisa langsung bergabung lewat tautan yang dikirim pengundang.

Selain itu, di Messenger Rooms, pengguna dapat menggunakanfilter AR (augmented reality).

Messenger Rooms menyediakan opsi background 360 derajat yang akan menimbulkan efek 3D.

Dikutip dari The Verge, semua panggilan Messenger Rooms tidak terenkripsi secara end-to-end seperti halnya WhatsApp.

Meski demikian, Facebook mengklaim pihaknya tidak akan melihat atau mendengar percakapan yang dilakukan penggunanya.

Zuckerberg mengatakan Messenger Rooms dirancang dengan kontrol privasi yang kuat.

Moderator Messenger Rooms dapat mengusir orang dari kamar.

"Banyak waktu yang telah saya habiskan untuk hal ini selama beberapa minggu terakhir karena kami telah membangunnya dan bersiap-siap untuk pengiriman berkaitan dengan privasi, keamanan, ulasan integritas, dan bagaimana kami memastikan bahwa banyak dari kasus penggunaan yang bermasalah di sekitar Zoom tidak akan menjadi hal yang direplikasi di sini," katanya.