Christie Tjong : Besarkan Startup Hampir Mirip Seperti Menyuapi Balita, Harus Diawasi Tiap Menit
Sebagai COO, Christie tidak hanya harus mengenali satu-persatu komponen ‘mesin’ nya, namun juga harus memastikan semuanya berjalan dengan baik
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bisa dibilang, jumlah perempuan pengusaha jauh lebih sedikit dibandingkan laki-laki.
Apalagi pengusaha di bidang digital, startup atau dunia IT yang tumbuh pesat beberapa tahun belakangan ini.
Salah satu perempuan yang sukses di bidang startup di Indonesia saat ini adalah Christie Tjong.
Di tangannya, Travelio, startup yang dibangun bersama Christina Suriadjaja dan Hendry Rusli berhasil menggalang US$18 juta atau Rp 263 miliar di pendanaan Seri-B November lalu.
Baca: 85 Startup Digital Karya Mahasiswa UMB Dipamerkan di Ajang Ini
Pendanaan dipimpin oleh Temasek Holding melalui Pavilion Capital - dan dilakukan tepat sebelum terjadinya pandemi COVID-19.
Travelio adalah startup penyewaan apartemen terbesar Indonesia yang memegang lebih dari 5.000 kontrak manajemen eksklusif, dengan aset kelolaan di atas US$350 juta atau sekitar Rp 3,6 triliun.
Pendanaan yang diperoleh Christie termasuk langka mengingat riset Crunchbase (2019), dari seluruh total pendanaan startup, hanya kurang dari 3% nya berhasil digalang oleh Co-Founders berjenis kelamin perempuan.
Christie pun bercerita tentang bisnis startup yang dibangunnya.
“Membesarkan startup itu hampir mirip seperti menyuapi balita, harus diawasi setiap menitnya," katanya belum lama ini.
Ia berhasil membuktikan kemampuannya dalam ‘menyuapi’ high-growth startup dan kedua balitanya di saat - yang bersamaan.
Sebagai COO, Christie tidak hanya harus mengenali satu-persatu komponen ‘mesin’ nya, namun juga harus memastikan semuanya berjalan dengan baik.
Ia menceritakan betapa beratnya tanggung jawab yang diemban setelah berhasil menggalang dana, harus membangun ‘infrastruktur’ yang mumpuni untuk mencapai target-target yang diberikan oleh investor.
Para founders menjadi semakin proaktif seiring diluncurkannya lini bisnis, produk, layanan, maupun infrastruktur baru untuk bisa scale up sebesar dua, tiga, atau bahkan berkali-kali lipat setelah berhasil mendapatkan pendanaan baru.
Meski begitu, memainkan beberapa peran secara sekaligus bukanlah sesuatu yang baru bagi COO dan ibu dari anak 1 dan 4 tahun itu.
“Memainkan peran sebagai COO, istri, bahkan ibu secara sekaligus tentu memerlukan dedikasi yang sangat tinggi," katanya.
Ia sempat mengira jika saya fokus secara penuh ke salah satunya, yang lainnya pasti akan terabaikan.
"Namun saya sadar bahwa kata ‘terabaikan’ itu tidak akan muncul ketika saya mendedikasikan diri ke ketiganya - yang hanya dapat dicapai jika saya bisa mengatur waktu dengan baik,” ujar Christie.
Berbagai keterbatasan telah membuatnya lebih efisien dalam manajemen waktu, karena ia mengerti apa saja tuntutan di setiap peran.
Baca: Guntur Romli: Bukan Hanya Gojek yang PHK Karyawan, Startup Lain Juga
Sebagai gantinya, hal tersebut membentuk pola pikir Christie untuk menjadi semakin gesit dalam mengambil keputusan.
“Saya sangat mempercayai kalimat ‘speed outweighs perfection.’ Percaya atau tidak, itulah rahasia kami dalam membesarkan Travelio hingga saat ini, khususnya untuk bisa survive di masa pandemi. Kami tidak hanya cepat untuk menyadari kegagalan, kesalahan, maupun inefisiensi, namun juga untuk menindak-lanjutinya,” tuturnya.
Kemampuan beradaptasi dan keinginan untuk selalu belajar hal baru adalah dua nilai kunci yang telah lama tertanam dalam budaya tim manajemen Travelio - terbukti dari seberapa cepat mereka bereaksi dan beradaptasi selama terjadinya pandemi.
Baca: Kominfo Dorong Startup Digital Terus Tumbuh di Tengah Tantangan Krisis Covid-19
Travelio adalah satu dari sedikit perusahaan bermodalkan dana dari venture capital yang berhasil menggalang dana besar dan bertumbuh setelah melewati tahap pendanaan Seri B - dengan mayoritas perempuan di tim manajemennya.
Di bulan Mei 2020, Travelio meluncurkan layanan tambahan e-groceries - TravelioMart, menyediakan ratusan produk segar & FMCG dari petani, produsen, dan importir untuk kebutuhan para penyewa apartemen sekaligus seluruh penduduk Jakarta tanpa harus keluar rumah.
TravelioMart ingin dihadirkan sebagai layanan komplementer untuk para penyewa apartemen. Ide ini sudah muncul sejak akhir 2019, namun pandemi memberikan momentum yang tepat untuk bisnis e-groceries - sehingga TravelioMart segera diluncurkan.
“Saat pandemi global melanda, masyarakat kembali memprioritaskan kebutuhan dasarnya. Makanan jelas adalah kebutuhan dasar, dan kami sadar akan kekuatan digitalisasi-supply chain kami, maka kami cepat bertindak. Layanan TravelioMart akhirnya tersedia, bukan hanya untuk para penyewa apartemen saja - namun sesuai kapabilitas kami yaitu dapat menyasar ke target audiens yang lebih luas,” kata Christie. (Tribunnews.com/Eko Sutriyanto)