Jago di Pemrogragaman, Tiga Talenta Muda Indonesia Ini Juarai Ajang ALE Geek Battle 2020
Indonesia masih menghadapi digital skills gap, dimana kebutuhan akan tenaga andal di bidang digital masih belum terpenuhi.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejumlah talenta muda Indonesia yang piawai di bidang pemrograman dinyatakan jadi pemenang di ajang kompetisi pemrograman yang diselenggarakan Alcatel-Lucent Enterprise (ALE), ALE Geek Battle 2020.
ALE merupakan provider di bidang IT untuk bisnis komunikasi, jejaring, dan solusi awan.
Pada tahap Battle Field, yang merupakan tahap final, terpilih tiga finalis untuk masing-masing kategori yaitu kategori Mobile Developer, Backend Developer, dan kategori UI & UX.
Pemenang untuk masing-masing kategori adalah Nandra Saputra (Mobile Developer), Yoshua Kenny Nugroho (Backend Developer), dan Gerwin Jonathan Henri (UI & UX).
Selain mendapatkan hadiah uang tunai, para pemenang juga mendapatkan kesempatan bekerja di Alcatel-Lucent Enterprise.
“Pemberian beasiswa untuk menjaring talenta-talenta muda menjadi cara yang efektif untuk melahirkan generasi digital masa depan Indonesia. Inilah yang menjadi fokus dari program ALE Geek Battle ini, yaitu bagaimana kita mencari dan mengembangkan kemampuan mereka," ujar Adios Purnama, Country Manager, Alcatel-Lucent Enterprise Indonesia, Senin (17/8/2020).
Adios mengatakan, kompetisi ini merupakan upaya ALE untuk memenuhi kebutuhan talenta digital andal di Indonesia. Alasanya, Indonesia masih menghadapi digital skills gap, dimana kebutuhan akan tenaga andal di bidang digital masih belum terpenuhi.
Untuk memperkecil gap ini, dibutuhkan program pendidikan dan/atau pelatihan baik oleh pemerintah maupun kalangan swasta.
“Laporan World Bank menyatakan kita masih kekurangan 9 juta tenaga terampil dan semi-terampil di bidang IT. Program ALE Geek Battle adalah salah satu inisiatif kami untuk melahirkan talenta-talenta digital baru di Indonesia yang bisa mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia," ungkap Adios Purnama.
Mengutip data dari Google Indonesia, dia menyatakan, ekonomi digital di Indonesia akan mencapai US$124 miliar pada 2025 dan menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
"Untuk mewujudkan hal ini, tentu dibutuhkan banyak talenta digital andal,” ujar Adios Purnama.
Program ALE Geek Battle dilaksanakan melalui kerjasama dengan beberapa startup digital Indonesia yang memiliki perhatian dalam pengembangan digital talent di Indonesia, dan mendapat dukungan dari pemerintah.
Program ini dimulai sejak akhir Oktober 2019 dan diikuti oleh sekitar 4.122 peserta.
Seluruh peserta mendapatkan beasiswa untuk mengikuti kelas Android Pemula sebagai bagian dari upaya peningkatan skills peserta agar sesuai dengan kebutuhan pasar.
Demi menghasilkan tenaga berkualitas, program ini menerapkan sistem penilaian yang cukup ketat.
Dari 4.122 penerima beasiswa kelas Android Pemula, tim juri berhasil memilih 203 orang untuk mengikuti tahap selanjutnya, yaitu Kelas Programming Expert.
Setelah melalui seleksi ketat, kemudian terpilih 46 peserta yang berhak masuk ke tahap Battle Field. Di setiap tahap, para peserta mendapatkan bimbingan untuk meningkatkan kapabilitas mereka.
Pada setiap babak penyeleksian, para peserta dinilai secara ketat oleh tim juri yang terdiri dari Adios Purnama, Country Manager ALE Indonesia; Novse Hardiman, Channel Sales Manager, ALE Indonesia; Indriani Rahmawati, ICT Empowerment Analyst, Ministry of Communication and Informatics; Ir. Budi Rahardjo, M.Sc., PhD..
Kemudian, dosen dan pakar IT; Narenda Wicaksono, CEO Dicoding; Aditya Satrya, Senior Data Architect Mekari; Ibnu Sina Wardy, Founder GITS Indonesia; dan Sidiq Permana, CIO NBS Indonesia.
“Kami menerapkan sistem penilaian yang cukup ketat untuk memastikan bahwa program ini menghasilkan programmer terbaik yang bisa memberi kontribusi bagi industri digital Indonesia," ungkap Narenda Wicaksono, CEO Dicoding.
Baca: Dengan Teknologi Alcatel-Lucent Rainbow, Karyawan Tetap Produktif Saat Bekerja dari Rumah
"Seluruh peserta kami rasa memiliki potensi yang besar untuk bertumbuh menjadi talenta digital Indonesia. Ini merupakan sinyal positif untuk mendukung upaya menjadikan Indonesia sebagai kekuatan digital di Asia, bahkan dunia,” ujar Narenda Wicaksono.
Baca: Bisnis Cloud Tumbuh Pesat Sejak Pandemi Covid-19
Sidiq Permana, CIO NBS Indonesia perwakilan juri ALE Geek Battle pada saat proses penjurian memberikan apresiasinya kepada para peserta yang telah melampaui banyak tahapan sampai dengan tahapan presentasi.
Baca: Lark Mail Jadi Platform Efektif Integrasikan Komunikasi Pekerjaan, dari Cloud Sampai Video Call
“Kami para juri kagum pada potensi para peserta ALE Geek Battle, yang mampu menelurkan aplikasi-aplikasi kreatif dan inovatif, baik untuk kategori Mobile Developer, Backend Developer, serta UI & UX," kata dia.
Pihaknya berharap, hasil karya ini tidak hanya berhenti dalam kompetisi ini saja, namun bisa memiliki nilai komersial dan bisa menjadi bisnis sendiri ke depannya.
Hal ini mengacu pada pengalaman dirinya yang pada tahun 2018 lalu menjadi salah satu peserta dengan aplikasi terbaik dalam program ALE Hackathon.