Riset Global: GoFood Peringkat Pertama Layanan Pesan Antar di 17 Negara Selama Pandemi
Aplikasi layanan pesan antar makanan GoFood meraih peringkat pertama di dunia sebagai aplikasi paling ramah pengguna (User Experience/ UX).
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia diyakini memiliki daya saing tinggi di bisnis yang menggunakan backbone digital. Terbukti, aplikasi layanan pesan antar makanan GoFood meraih peringkat pertama di dunia sebagai aplikasi paling ramah pengguna (User Experience/ UX).
Peringkat tersebut tertuang dalam paparan lembaga riset global UXalliance, Usaria, dan Somia CX yang dipublikasikan dengan judul “Delivery Apps in Time of COVID-19: Global Benchmark”.
Hasil riset mencatat bahwa aplikasi GoFood menempati peringkat nomor satu sedunia dalam hal ramah pengguna (User Experience / UX) dan terbaik ke-2 di kategori pengalaman pelanggan (Customer Experience/ CX) semasa pandemi Covid-19.
Peringkat GoFood ada di urutan tertinggi di antara 46 aplikasi global sejenis dari 17 negara. Di bawah GoFood antara lain UberEats, Walmart, Swiggy, dan Zomato.
Dari semua aplikasi yang dinilai, GoFood mendapat skor 97% dalam kategori keramahan pengguna (UX), skor 84% dalam pengalaman pelanggan (CX), serta skor sempurna 100% untuk peringkat kegunaan (usefulness rank).
Baca: Cara Daftar GoFood Secara Online 2020 Tanpa Biaya Pendaftaran, Akses Melalui Aplikasi GoBiz
Riset menekankan bahwa GoFood dinilai sangat bermanfaat semasa pandemi COVID-19.
UXalliance yang merupakan jaringan global terdiri dari 25 perusahaan konsultan User Experience (UX) di dunia menyatakan, penelitian dimaksud bertujuan untuk memahami bagaimana Covid-19 memengaruhi pengalaman pengguna aplikasi dan layanan, sert
Baca: Begini Strategi GoFood Lindungi Mitra UMKM dari Praktik Penipuan Social Engineering
a mengidentifikasi kunci kesuksesan berbagai aplikasi di dunia beradaptasi selama pandemi.
Riset dilakukan terhadap 47 aplikasi pengantaran belanja harian dan pesan-antar makanan di 17 negara di Eropa, Amerika, Afrika, Asia, dan Australia.
”Sesuai dengan semangat GoFood, #LebiHepi, perjalanan atas pengalaman yang menyenangkan kami tuangkan mulai dari pengguna menjelajahi kuliner di dalam aplikasi, memesan, hingga saat menerima makanan dari mitra driver,” ucap Chief Food Officer Gojek Group, Catherine Hindra Sutjahyo, merespon hasil riset dalam keterangan resmi.
Terlebih, kata dia, di masa pandemi COVID-19 ini pihaknya terus mencari jalan agar layanan GoFood dapat mendukung para pengguna untuk beradaptasi. Pada saat yang sama sekaligus mampu menciptakan manfaat lebih bagi para mitra di ekosistem Gojek.
”Salah satu upaya utama kami adalah dengan mengembangkan inovasi teknologi dan menjadikannya solusi atas prioritas masyarakat saat ini, yaitu dalam hal kesehatan, keamanan, dan kebersihan,” terangnya.
Pihaknya berterima kasih dan apresiasi atas kerjasama dengan para mitra driver dan mitra usaha sebagai bagian vital dari ekosistem GoFood.
”Peran dan keberadaan mereka yang menjadi salah satu pemicu bagi kami untuk terus berinovasi agar mitra kami tidak hanya dapat bertahan, namun tetap unggul dan melaju bersama selama pandemi ini,” ungkapnya.
Diana Trujillo, UX Consultant, Usaria, pemimpin dari riset itu menjelaskan di masa pandemi dan pembatasan sosial, aplikasi pengantaran mempunyai peran yang penting, khususnya untuk kehidupan di perkotaan.
”Oleh karena itu, kami ingin mencari tahu bagaimana aplikasi-aplikasi tersebut membantu (atau tidak membantu) kehidupan penggunanya. Di dalam riset ini, kami menilai bagaimana 47 aplikasi pengantaran di seluruh dunia beradaptasi dengan pandemi COVID-19, bagaimana mereka menyampaikan perubahan tersebut kepada pengguna, dan juga bagaimana mereka menjaga klien, bisnis, mitra driver, pemasok, dan semua orang yang terlibat di dalam ekosistemnya,” jelasnya.
”Sudah sepatutnya tim Gojek merasa sangat bangga atas hasil kerja kerasnya dan kami berharap Gojek terus dapat menciptakan pengalaman yang lebih baik dan solusi yang lebih bermakna untuk para penggunanya,” Ketut Sulistyawati, PhD, Direktur Somia Customer Experience, yang merupakan bagian dari UXalliance di Indonesia, menambahkan.(*)