Kini, Giliran Aksara Kawi Didaftarkan ke Unicode untuk Tambah Khasanah Nusantara yang Terdigitisasi
proposal pengajuan aksara Kawi yang diajukan pegiat aksara daerah, Aditya Bayu Perdana dan Ilham Nurwansah telah resmi diterima Unicode.
Editor: Choirul Arifin
"Salah satu yang membuat aksara Kawi sulit adalah masa penggunaannya yang panjang,” ungkap Adit.
Adit menambahkan, selama 800 tahun pemakaian, aksara Kawi memiliki berbagai macam variasi langgam dan ortografi.
Varian yang banyak ini perlu dijabarkan dalam proposal, dan ditambah pula kesulitan mendapat referensinya yang seringkali tersebar.
Sehingga, perlu mengumpulkan potongan-potongan informasi dari berbagai sumber agar dokumentasi Kawi yang dituliskan dapat dipertanggungjawabkan.
Penyusunan proposal aksara Kawi yang lebih lengkap untuk Unicode mulai dilakukan Adit dan Ilham sejak Juli 2020 dan melalui dua kali proses “persidangan”, yaitu pada pertengahan Agustus dan September 2020.
“Pembahasan teknis proposal dilakukan secara langsung dan terbatas bersama tim kecil Unicode melalui konferensi video, dua kali kami harus ‘disidang’ jam 5 pagi, menyesuaikan dengan jadwal meeting Unicode, yang para panelisnya tersebar di berbagai negara,” tambah Ilham.
Setelah dokumen lengkap proposal Kawi diterima oleh Unicode, maka tinggal menunggu disahkan. Jika tidak ada halangan, maka tidak lama lagi code point aksara Kawi akan bisa digunakan pada platform digital di seluruh dunia.
“Semoga Unicode mengetuk palu untuk mengesahkan aksara Kawi. Kita tunggu saja rilis Unicode terbaru berikutnya,” ungkap Adit optimis.
Upaya pengajuan aksara Kawi ke Unicode merupakan bentuk dukungan Ilham dan Bayu kepada Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) yang sedang merancang kegiatan bertajuk Merajut Nusantara melalui digitalisasi aksara.
Chika Hayuningtyas, Staf Pelaksana PANDI pada kegiatan digitalisasi aksara nusantara menyambut baik apa yang dilakukan oleh Adit dan Ilham.
"Kami sangat menghargai upaya komunitas yang mendukung kegiatan digitalisasi aksara yang digagas PANDI sebagai salah satu bentuk komitmennya adalah sejak Oktober 2020."
"Pandi sudah terdaftar sebagai salah satu member UNICODE, agar bisa lebih mudah memfasilitasi komunitas pegiat aksara di indonesia yang ingin menjalin komunikasi dengan UNICODE nantinya," ujarnya.