Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Superkomputer Jepang Fugaku Demonstrasikan Bagaimana Virus Corona Menyebar di Restoran

para peneliti dari Universitas Kobe yang bekerja sama dengan lembaga penelitian Riken menggunakan Fugaku untuk melakukan simulasi penyebaran

Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Superkomputer Jepang Fugaku Demonstrasikan Bagaimana Virus Corona Menyebar di Restoran
nippon.com
Superkomputer Jepang Fugaku Demonstrasikan Bagaimana Virus Corona Menyebar di Restoran 

TRIBUNNEWS.COM - Selama pandemi Covid-19, supercomputer tercepat di dunia, Fugaku, dipergunakan untuk membantu para peneliti Jepang dalam menanggulangi penyebaran virus corona.

Baru-baru ini, para peneliti dari Universitas Kobe yang bekerja sama dengan lembaga penelitian Riken menggunakan Fugaku untuk melakukan simulasi penyebaran dalam sebuah skenario.

Skenario tersebut dibuat sebagai simulasi untuk membuktikan bagaimana posisi tempat duduk di restoran dapat memengaruhi proses penularan Covid-19.

Pada studi kali ini, para peneliti memprogram Fugaku untuk mendemonstrasikan sekelompok subyek yang seolah-olah sedang makan di suatu restoran.

Superkomputer Jepang Fugaku Demonstrasikan Bagaimana Virus Corona Menyebar di Restoran
Superkomputer Jepang Fugaku Demonstrasikan Bagaimana Virus Corona Menyebar di Restoran (nippon.com)

Subyek terdiri dari empat orang dan diposisikan untuk duduk di suatu meja makan yang sama.

Di antara keempat orang tersebut, salah satunya digambarkan telah terpapar virus corona.

Simulasi dijalankan untuk memperlihatkan penyebaran partikel aerosol dan droplet saat empat orang duduk di meja makan dan berbicara tanpa menggunakan masker.

Berita Rekomendasi

Simulasi yang dijalankan oleh Fugaku menerapkan tiga kondisi yang berbeda, yakni ketika seseorang sedang duduk dalam posisi bersebelahan, berseberangan, dan duduk dalam posisi menyilang (diagonal).

Pada skenario pertama, subyek yang telah terpapar virus berbicara dengan seseorang yang duduk di seberangnya.

Dalam kondisi tersebut, peneliti menemukan bahwa ada 5 persen dari partikel droplet yang akan menyebar dan menempel ke lawan bicara.

Skenario kedua dijalankan dengan kondisi subyek berbicara dengan orang yang duduk dalam posisi diagonal.

Partikel droplet yang terkena ke lawan hanya seperempat dari droplet skenario pertama.

Sementara di skenario ketiga, subyek menoleh ke samping untuk berbicara dengan rekan di sebelahnya.

Hasilnya, orang tersebut akan terpapar lima kali lebih banyak dari jumlah droplet yang dihasilkan dari skenario pertama.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas