Gojek Dukung Strategi Kolaboratif Pemerintah Bangun Moda Transportasi Publik Terintegrasi
Gojek menyatakan mendukung semangat kolaboratif pemerintah terus mendorong perluasan dan jangkauan integrasi transportasi umum seperti di DKI Jakarta.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gojek menyatakan mendukung semangat kolaboratif pemerintah yang terus mendorong perluasan dan jangkauan integrasi transportasi umum. Salah satunya seperti yang dilakukan di DKI Jakarta, kota metropolitan dengan mobilitas penduduk yang tinggi.
Raditya Wibowo, Head of Transport Gojek Group memaparkan kolaborasi yang dilakukan para stakeholder sangat diperlukan untuk mempercepat integrasi transportasi. Sebab operator transportasi masal akan kesulitan berdiri sendiri melayani masyarakat.
“Karena orang berpindah- pindah ke berbagai tempat. Dan pada akhirnya user (masyarakat pengguna transportasi umum) tidak mau pusing pilihan rute dan transportasi yang mana."
"Tapi bila semua moda transportasi kerjasama dan terintegrasi maka akan win-win,” ungkapnya dalam International Webinar dengan tema “Rebuilding Cities Post Covid-19” yang dikejar Pemda DKI Jakarta, Sabtu (24/10/2020).
Beragam rangkaian solusi Gojek termasuk layanan GoRide dan GoCar menjadi pilihan utama masyarakat sebagai sarana penghubung awal dan akhir perjalanan (first-mile-last-mile) bagi pengguna transportasi publik di Jabodetabek.
Baca juga: Pengguna Moda Transportasi Publik Diproyeksikan Mencapai 60 Persen di 2029
Dengan Gojek, transportasi publik lebih mudah dijangkau dan lebih sering digunakan masyarakat. Hal ini terbukti dari jumlah perjalanan dengan Gojek dari dan menuju hub transportasi yang meningkat 46% setiap tahunnya.
Baca juga: Kemenhub Perketat Pengawasan Moda Transportasi
“Kenaikan tersebut menunjukkan kehadiran layanan GoRide dan GoCar telah menjadi bagian penting yang melengkapi transportasi publik guna memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat di wilayah urban seperti Jabodetabek,” ungkap Raditya.
Pernyataan Raditya tersebut diperkuat dengan data internal Gojek yang menyatakan 1 dari 2 pelanggan Gojek pernah menggunakan layanan Gojek dari atau menuju hub transportasi.
Kemudian, jumlah pengguna yang menggunakan layanan GoRide dan GoCar untuk mencapai stasiun MRT pada Desember 2019 meningkat hampir tujuh (7) kali lipat sejak MRT diluncurkan.
Sebelas (11) lokasi stasiun KRL Commuter Line dan Kereta Jarak Jauh juga menjadi titik berangkat dan tujuan yang paling sering dipesan pengguna layanan GoRide di Jabodetabek.
Raditya menjelaskan, masyarakat yang menggunakan GoRide dan GoCar sebagai penghubung awal dan akhir perjalanan (first-mile-last-mile) ke pusat transportasi publik juga menghemat waktu perjalanan hingga 40%.
Fitur dan layanan GoRide Instan mampu memangkas waktu tunggu pengguna hingga 40% di berbagai titik hubung transportasi publik seperti Stasiun MRT, KRL, dan Transjakarta.
Dalam kesempatan yang sama, Raditya juga mengungkapkan bahwa di masa pandemi COVID-19 ini, Gojek juga telah meluncurkan protokol J3K (Jaga Kebersihan, Kesehatan dan Keamanan) yang tidak dikenai biaya tambahan.
Salah satu bagian dari inisiatif J3K yang berkaitan erat dengan layanan transportasi multi-moda adalah keberadaan Zona Nyaman J