Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Selama 10 Bulan, Angka Serangan Siber Naik Hampir Tiga Kali Lipat

selama periode bulan Januari-Oktober 2020, BSSN mendeteksi telah terjadi sebanyak lebih dari 423 Juta serangan siber.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Selama 10 Bulan, Angka Serangan Siber Naik Hampir Tiga Kali Lipat
ist
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian mengatakan, selama periode bulan Januari-Oktober 2020, BSSN mendeteksi telah terjadi sebanyak lebih dari 423 Juta serangan siber. Ini disampaikan saat jadi pembicara kunci Simposium tentang Strategi Keamanan Siber Nasional dalam Rangka Mendukung Penyusunan Kerangka Regulasi Literasi Keamanan Siber tahun 2020 di Bali, Senin (7/12/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, BALI -  Terjadinya pandemi COVID-19 di seluruh dunia termasuk Indonesia turut mengakselerasi transformasi digital di Indonesia.

Indikasinya adalah terjadinya peningkatan yang signifikan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di kehidupan masyarakat.

Peningkatan traffic internet, penggunaan berbagai aplikasi berbasis daring, dan pandemi COVID-19 itu sendiri turut dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk melancarkan serangan siber, seperti malware, phising, SQL Injection, Hijacking, dan Distributed Denial of Service (DDOS).

Baca juga:  Beberkan Bahaya Nyata Serangan Siber

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian mengatakan, selama periode bulan Januari-Oktober 2020, BSSN mendeteksi telah terjadi sebanyak lebih dari 423 Juta serangan siber.

"Jumlah ini lebih banyak hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan jumlah serangan di periode yang sama pada tahun 2019," kata Hinsa saat menjadi pembicara kunci Simposium tentang Strategi Keamanan Siber Nasional dalam Rangka Mendukung Penyusunan Kerangka Regulasi Literasi Keamanan Siber tahun 2020.

Adapun serangan menjadi tren dalam masa pandemi COVID-19 ini, kata dia pencurian data melalui malware sehingga harus menjadi perhatian kita bersama karena serangan yang terjadi di dunia maya merupakan awal mula kerusakan atau terganggunya stabilitas di dunia nyata.

Berita Rekomendasi

Dikatakannya, serangan siber terhadap sasaran positional asset menargetkan kepada psikologis individu/ kelompok/ masyarakat/ bangsa untuk memengaruhi ide, pilihan, pendapat, emosi, sikap, tingkah laku, opini, dan motivasi, bahkan ideologi sesuai dengan yang diharapkan pihak penyerang.

Sasaran ini sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

"Maka, setiap warga negara harus memegang teguh nilai-nilai Pancasila sebagai pusat kekuatan bangsa Indonesia (Center of Gravity), serta sebagai ideologi negara dan juga paradigma nasional," katanya.

Saat ini kita berada pada era revolusi industri generasi keempat.

Para ahli ekonomi menuturkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 6%-7% pada tahun 2030, jika pengembangan revolusi industri 4.0 dilakukan dengan tepat.

Revolusi industri 4.0 ini mengintegrasikan antara teknologi siber dan teknologi otomatisasi.

Teknologi yang menjadi unsur utama revolusi industri 4.0 ini diantaranya adalah Internet of Things (IoT), Big Data, Artificial Intelligence, Addictive Manufacturing (3D printing), Cloud Computing, dan yang tidak kalah penting yaitu Cyber Security.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas