2021 Jadi Era Baru Cara Bekerja Hybrid
Cara bekerja hybrid akan membuat 77 persen organisasi besar meningkatkan fleksibilitas kerja dan 53 persen organisasi besar akan memperkecil kantor.
Editor: Choirul Arifin
Jika model kerja remote memang sepenuhnya mengandalkan teknologi, dalam model kerja hybrid justru kombinasi antara kompetensi tenaga manusia dengan teknologi menjadi yang utama.
Penerapan model kerja ini harus melibatkan peran pemimpin yang perhatian dan cepat tanggap, terutama dalam mengusulkan teknologi apa yang cocok, baik untuk usaha besar, menengah, maupun kecil.
CEO Rumah Siap Kerja Roestiandi Tsamanov melihat nilai kepemimpinan sangat penting dalam menentukan performa bisnis ke depan, terlebih di era post normal yang akan memberikan perubahan besar di industri.
Sebagai seorang pemimpin perusahaan maupun UMKM perlu berfikir secara solutif ditengah tantangan yang sedang dihadapi untuk tetap bertahan dan menjaga kestabilan bisnis.
Komunikasi juga harus dibangun secara terus menerus agar mempererat hubungan antar pegawai dan perlu adanya penerapan teknologi yang baik untuk mendukung hal tersebut.
"Inisiatif yang dapat dilakukan dalam beradaptasi pada era cara kerja baru harus diperkuat dengan indikator kerja utama yang tepat. Hal ini menjadi penting untuk tetap menjaga efektivitas dan efisiensi dalam bekerja, sekaligus menunjang karyawan untuk meningkatkan produktivitas dengan pengukuran yang ideal," ujarnya.
Untuk mewujudkannya, pelaku usaha perlu menentukan teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi, sehingga setiap rangkaian proses bekerja dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
"Kami melihat bahwa UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital terbukti dapat meraih peluang yang lebih besar," kata Tsamanov.
"Melalui penerapan teknologi yang tepat, tantangan yang ada dapat diatasi dengan baik dan malah justru mejadi peluang untuk maju," imbuh Tsamanov.
Platform kolaborasi digital Lark saat ini dihadirkam sebagai inovasi cara kerja virtual yang mentransformasi cara berkolaborasi di tempat kerja dengan menggabungkan berbagai collaboration tools penting dalam satu platform yang saling terhubung.
"Hal ini menjadi keunggulan bagi para pengguna karena dapat mengerjakan berbagai macam hal, dari membuat dan mengedit dokumen, menerima email, mengirimkan pesan, mengelola agenda, hingga menelepon, serta melakukan video conference dalam satu aplikasi tunggal," ungkap Suryanto Lee, Senior Professional Service Consultant Lark.
Cara ini menurut Suryanto, mampu memaksimalkan produktivitas karyawan dalam bekerja dan meningkatkan kompetensi digital dalam penerapan hybrid working.
Dijelaskan, Lark bisa menghadirkan fitur seperti grup chat yang bisa menjangkau hingga 5.000 orang, panggilan video tanpa batas hingga 100 peserta, dan penyimpanan cloud gratis hingga 200GB memungkinkan para pengguna untuk berkolaborasi secara dinamis.
Selain itu, platform Lark mampu menjadi pusat kontrol yang memungkinkan tahap kerja terotomasi seperti persetujuan, alur kerja, pengeluaran, dan data kehadiran dapat diintegrasikan.
Untuk lebih meningkatkan kolaborasi, Lark juga memiliki fitur Magic Share, sebuah fitur unik yang memungkinkan tim untuk berbagi dan mengedit dokumen dalam video call secara real-time membuat penerapan hybrid working menjadi lebih efektif.
Semua fitur tersebut terintegrasi dengan baik dalam sebuah aplikasi tunggal yang tersedia di Mac, PC, iOS, dan Android.