Akunnya Dimatikan, Mantan Kader PSI Datangi Kantor Facebook Indonesia dan Temukan Kondisi Kosong
Charlie Wijaya berniat mengadu ke perwakilan Facebook di Indonesia karena akun Facebook miliknya dicabut tanpa tahu penyebabnya.
Penulis: Yulis
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Niat netizen bernama Charlie Wijaya mengadu kepada Facebook Indonesia karena akunnya di Facebook mendadak hilang, berujung sia-sia dan kecewa.
Mantan anggota Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mengaku tidak menemukan siapa-siapa saat mendatangi kantor Facebook di Gedung Capitol Place, Kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (6/1/2021).
Charlie berniat mengadu ke perwakilan Facebook di Indonesia karena akun Facebook miliknya dicabut tanpa tahu penyebabnya.
Sesampai di kantor perwakilan Facebook Indonesia, dia melihat kantor tersebut kosong tanpa karyawan, dan hanya ada Kontraktor yang sedang mendesain informasi didapatkan dari Komandan Security kepada Charlie.
Charlie mengatakan kantor yang berada di lantai 49 Gedung Capitol Place itu tanpa ada satupun karyawan yang bekerja di salah satu ruangan.
Baca juga: Namanya Dicatut di Facebook, Anjasmara Beri Peringatan, Tegaskan Itu Bukan Miliknya
Menurutnya, sudah 1 bulan tidak Karyawan Facebook yang bekerja, karena sedang WFH (Work From Home).
"Banyak customer yang datang mengadu dan hasil nya nihil alias tidak mendapat jawaban dan solusi," kata dia dalam pernyataannya kepada Tribunnews, Rabu (6/1/2021).
Baca juga: Kisah Lurah Diperdayai dan Diperas Jutaan Rupiah oleh Waria, Berawal Kenalan di Facebook
Charlie menjelaskan, saat tiba di kantor Facebook Indonesia dia hanya disambut petugas keamanan gedung.
Petugas keamanan gedung itulah yang memberi tahu dirinya bahwa di lantai 49 tidak ada karyawan Facebook dan hanya ada Kontraktor yang sedang mendesain.
"Jadi seluruh komplain, yang berurusan dengan Facebook itu komplain hanya di diberikan kertas dan didalam nya ada link," katanya.
Charlie lantas mempertanyakan sistem kendali bisnis untuk perusahaan-perusahaan besar dari luar negeri yang membuka kantor cabang di Indonesia.
"Ini menunjukkan bahwa bisnis triliunan di Indonesia seperti tidak memberi manfaat bagi bangsa dan negara," katanya.
Dia menduga tidak ada sistem kendali dan aturan sehingga menyebabkan perusahaan-perusahaan seperti ini hanya membuka perwakilan tanpa pelayanan yang memadai.
"Saya meminta Komisi I DPR menegur Facebook agar kedepannya ia tidak menyia-nyiakan dan bisa melayani Customer yang ingin mengadu, supaya masyarakat bisa terlayani secara baik," katanya.