Ekonom INDEF: Merger Akuisisi Perusahaan Digital Pasti Terjadi, Isu Dominasi Pasar Tak Relevan
Ekonom senior IINDEF Aviliani berpendapat, isu dominasi pasar dalam merger Gojek dan Tokopedia tidak tepat.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan keuntungan konsumen lebih dominan dari rencana merger Gojek dengan Tokopedia.
Namun, isu dominasi pasar kini menjadi perhatian Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani berpendapat, isu dominasi pasar tersebut tidak tepat.
”Menurut saya tidak relevan antara isu asing vs tidak asing. KPPU tak boleh dianggap ini dominasi pasar karena kita punya Undang-Undang (UU) Persaingan Usaha kan. Trennya ke depan ini pasti akan ada banyak perusahaan yang akan merger dan akuisisi,” ungkap Aviliani.
Dia menambahkan, dari sisi pandang KPPU, merger ini memang tidak bisa hanya lihat dari satu sisi saja. Perlu melihat perspektif lain bahwa persaingan ini sehat.
Baca juga: Ini Pendapat Ekonom Soal Rencana Merger Gojek dengan Tokopedia
Aviliani menilai rencana merger Tokopedia dengan Gojek sebagai praktik bisnis yang wajar karena ekosistem akan terjadi dengan sendirinya. ”Dengan win-win solution,” terusnya.
Tokopedia adalah platform jual beli barang dan menjadi salah satu e-Commerce yang menguasai pasar.
”Sedangkan Gojek punya ekosistem layanan transportasi, makanan, dan lainnya. Gojek belum punya e-Commerce. Dengan merger maka keduanya semakin besar,” jelasnya.
Baca juga: Merger Gojek-Tokopedia Dinilai Lebih Bermanfaat Dibandingkan dengan Sesama Ride Hailing
Ekosistem digital yang lebih kuat berpotensi terbangun dari penggabungan dua entitas tersebut. Terlebih Gojek segera menjadi salah satu pemilik bank dengan keunggulan digital yaitu Bank Jago.
”Maka toko-toko yang berada dalam Tokopedia bisa dengan mudah mendapat pinjaman dari bank tersebut. Terbangunlah ekosistem digital,” ungkap Aviliani.
Hal tersebut akan terjadi secara lebih efisien. Aviliani mengatakan, tanpa kolaborasi, seandainya masing-masing pihak membuka layanan sendiri-sendiri maka akan membutuhkan investasi dengan dana yang besar.
”Sedangkan dengan bergabung jadi lebih cepat membangunnya. Maka kalau mau jual sebagian saham, buat Gojek tentu untung dapat data banyak dari Tokopedia. Karena mereka dapat tawarkan kredit ke seller di tokopedia,” imbuhnya.
Aviliani lebih melihat dampak langsung berupa keuntungan bagi konsumen dari rencana merger keduanya. ”Kalau saya lihat konsumen yang banyak untung dari gabungnya dua perusahaan ini,” ujarnya.
Terkait dampaknya terhadap perekonomian, dia menilai hal tersebut sangat tergantung beberapa hal antara lain apakah barang yang dijual di Tokopedia misalnya adalah bukan barang impor.
”Sisi ekonomi sangat tergantung apakah penjualan domestik di Tokopedia dioptimalkan. Bila impor maka tidak ada banyak untungnya,” jelasnya.
Menurutnya, perlu diperhatikan sejauh mana arus perputaran barang di dalam negeri. Diupayakan meminimalisir barang impor terutama untuk barang konsumtif. ”Bila hanya impor buat apa. Bila tidak produksi di sini maka nilai tambah kecil,” kata dia.
Pasca merger, Tokopedia dengan Gojek diharapkan bisa menambah kekuatan ekspansi pasarnya sehingga bisa membawa barang dari Indonesia go International terutama di kawasan regional Asia Tenggara.