Netflix Bersiap Rebut Pangsa Pasar Film Animasi dari Disney
Layanan video on demand berbasis multi platform, Netflix yakin bisa merebut pangsa pasar film animasi dari kompetitornya Disney.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Layanan video on demand berbasis multi platform, Netflix yakin bisa merebut pangsa pasar film animasi dari kompetitornya Disney.
Terus meningkatnya jumlah pelanggan, membuat Netflix percaya diri mampu menghadapi pesaingnya, Disney di bidang distributor dab produksi film animasi.
CEO Netflix, Reed Hastings yakin bila usaha besutannya mampu menyaingi Disney dalam kategori animasi keluarga.
Baca juga: Saingi Netflix, Disney+ Catatkan Rekor 95 Juta Pelanggan di Seluruh Dunia
Bahkan ia yakin tak butuh waktu lama bagi Netflix untuk menggusur Disney dari jajaran penguasa film animasi dunia.
“Mungkin pada akhirnya kita dapat melewati mereka (Disney). Kita lihat saja nanti, Netflix punya apa saja yang diperlukan untuk menghadapi mereka, kata Hastings, seperti dikutip laman Quartz, Jumat (12/2/2021).
Netflix diketahui memperoleh hak atas 22 buku Redwall, sebuah serial fantasi anak-anak yang memenangi penghargaan oleh penulis Inggris Brian Jacques yang bercerita petualangan sekelompok hewan antropomorfik.
Baca juga: Daftar Film hingga Serial Baru yang Tayang Februari di Netflix, Ada To All The Boys dan Layla Majnun
Modal tersebut ternyata membuat Netflix siap meramaikan perebutan pasar film animasi yang selama ini dikuasai Disney.
Netflix sendiri mulai memproduksi film animasi berdasarkan buku pertama dari seri tersebut.
Selain itu, Netflix juga dikabarkan bakal mengembangkan serial acara animasi tentang karakter Martin the Warrior, seekor tikus berjiwa heroik.
Serial Redwall yang dirilis sejak 1986 hingga kematian Jacques pada 2011, telah berhasil menjual lebih dari 30 juta kopi dan telah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa.
Baca juga: Telkom: Akses Netflix Kurang Cepat karena Servernya Tidak Ada di Indonesia
Capaian ini diharapkan banyak penikmat film animasi untuk direalisasikan menjadi film Hollywood atau serial TV yang menarik dan Netflix menyatakan kesanggupannya untuk mewujudkan film itu.
Kabar baik ini diketahui setelah Netflix tengan bergerak cepat membangun unit animasinya yang masih baru untuk menyusul Disney.
Bahkan, Netflix berencana merilis enam film animasi per tahun dan jumlah itu jauh lebih banyak daripada dua film animasi utama yang diproduksi Disney (Pixar dan Walt Disney Animation) setiap tahun.
Netflix mengatakan, data internal mereka menunjukkan anak-anak menonton film animasi yang sama berulang kali.
Seperti diketahui, Disney memang pantas disebut rajanya film animasi bioskop bahkan mereka melebarkannya ke dalam layanan video streaming yaitu Disney+
Disney telah memproduksi film animasi sejak tahun 1930-an dan secara rutin menduduki puncak Box Office dengan film-film seperti Aladdin, Mulan, Frozen, dan Toy Story.
Pada tahun 2019 lalu saja, dua dari tiga film produksi Disney berhasil menghasilkan laba tertinggi di dunia. Laba itu dihasilkan film Frozen II dan remake Lion King.
Sementara penantang lain muncul dalam beberapa dekade terakhir, tidak ada studio lain yang membuat pengaruh serius dalam dominasi animasi Disney.
Bahkan, Disney pun membeli studio animasi Pixar.
Selain membuat lebih banyak serial animasi asli, Netflix juga mendukung deretan judul animasi berlisensi di platformnya.
Tahun 2020, Netflix memperoleh hak internasional atas 21 film dari Studio Ghibli, studio animasi Jepang terkenal yang bertanggung jawab atas Spirited Away dan Princess Mononoke.
Netflix juga mengembangkan sejumlah produksi animasi bersama dengan studio lain, termasuk komedi horor stop-motion Wendell and Wild, yang ditulis dan dibintangi oleh Jordan Peele.
Netflix mengakui bahwa menyusul Disney pada posisinya tidak akan berlangsung dalam waktu dekat.
“Itu akan memakan waktu cukup lama. Tapi, kami cukup yakin mampu mengalahkan Disney karena mempunyai bekal film animasi yang tak kalah dari mereka. Kita lihat nanti,” kata Hastings kepada Hollywood Reporter.