Algoritma Fitur Stories Diragukan, Instagram Ngasih Penjelasan Begini
Algoritma Instagram sangat erat berkaitan dengan apa yang ditulis dalam sebuah komentar, suka, pesan langsung, dan interaksi lain di aplikasi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah empat tahun lebih fitur Stories disematkan di aplikasi Instagram, atau tepatnya sejak penghujung 2016 lalu.
Fitur ini praktis membuat para pengguna Instagram merasa senang kala itu karena aplikasi berlogo kamera itu akhirnya tak hanya sekadar berbagu foto dan video.
Segala aktivitas kerap diunggah di laman stories oleh pengguna Instagram sebagai wujud eksistensi pada aplikasi yang pertama kali diluncurkan 2011 lalu itu.
Namun, siapa sangka jika fitur Stories ini memunculkan pertanyaan perihal akun siapa yang paling sering melihat profil Anda saat mengunggah sebuah postingan di pojok kiri atas aplikasi itu.
Baca juga: Demi Betah di Rumah, Ini Rekomendasi Peralatan Rumah Tangga yang Instagramable
Sudah menjadi hal yang normal saat pengguna Instagram mengunggah Stories dan postingannya aktif selama 24 jam, Anda bisa melihat daftar akun-akun yang melihatnya baik akun yang di-private atau tidak.
Baca juga: Cegah Penipuan Melalui Email, Facebook dan Instagram Kembangkan Fitur Antiphising
Namun, beberapa ahli mulai meragukan soal algoritma Instagram Stories bekerja. Telah muncul banyak hipotesis yang mendukung bahwa akun teratas yang muncul dalam daftar Stories adalah akun yang paling banyak berinteraksi atau spoiler akun Anda.
Pihak Instagram membantah jika fitur Stories memuat tampilan profil teratas sebagai akun yang sering melihat postingan si pengguna. Instagram menjawab bukan itu masalahnya.
Julian Gutman seorang penanggung jawab fitur Instagram Home, yang mencakup Stories dan Feed menjelaskan bahwa akun teratas bukanlah orang yang sering mengintai profil sebuah akun.
"Jadi jawabannya, orang yang muncul di daftar teratas itu bukanlah orang yang paling banyak menguntit Anda. Ini sebenarnya berdasarkan aktivitas Anda dan orang terdekat Anda," kata Gutman kepada laman Independent beberapa hari lalu.
Penjelasan ini sekaligus membantah bahwa tindakan sering melihat profil turut meningkatkan sebuah akun ke urutan teratas daftar Stories.
Fitur Stories tidak bekerja pada aktivitas sebuah akun yang tidak pernah menyukai satu foto pun.
Algoritma Instagram sangat erat berkaitan dengan apa yang ditulis dalam sebuah komentar, suka, pesan langsung, dan interaksi lain di aplikasi serta menyesuaikan dengan kebiasaan sang pengguna.
Dalam hal ini, Algoritma Instagram akan menunjukkan kepada Anda terkait konten yang paling ingin dilihat. Cara ini sama seperti Google yang akan menyesuaikan pencarian dan rekomendasi sesuai apa yang sering dicari.
Tak hanya itu, interaksi di luar Instagram dan Facebook, juga berperan dalam mendorong sebuah akun ke urutan teratas daftar.
Kedua platform media sosial ini sangat erat kaitannya terkait jumlah insight sebuah akun yang bisa dikendalikan berdasarkan tipe akun dan banyaknya jumlah follower.
Terlepas dari penjelasan Gutman, banyak kritikus masih yakin bahwa urutan akun di Stories adalah terkait dengan akun yang sering melihat profil, bukan dari banyaknya hasil interaksi.
Sumber: Independent.co.uk