Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Whatsapp Lebih Galak, Pengguna yang Bandel Siap-siap Diblokir Permanen

WhatsApp akan memberikan sanksi tegas bagi pengguna yang tidak mematuhi aturan barunya.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Whatsapp Lebih Galak, Pengguna yang Bandel Siap-siap Diblokir Permanen
PC Tech Magazine
Ilustrasi WhatsApp 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  WhatsApp sepertinya tak mau terus menerus dijadikan kambing hitam atas maraknya kejahatan siber yang menggunakan platformnya selama ini.

Karena itu, WhatsApp akan mengetatkan sejumlah aturan.

Pengguna WhatsApp di seluruh dunia harus bersiap-siap untuk segera mengambil keputusan yang berdampak pada penggunaan aplikasi dalam beberapa bulan ke depan.

Hal ini terjadi lantaran meminta semua penggunanya menerima aturan barunya. WhatsApp akan memberikan sanksi tegas bagi pengguna yang tidak mematuhi aturan tersebut.

Pengguna Whatsapp yang masih bandel dipastikan akan diblokir secara permanen sehingga tidak dapat mengirim atau menerima pesan di WhatsApp.

Sebelumnya WhatsApp tengah menggodok kebijakan yang kontroversial yang direncanakan mulai berlaku Februari 2021. Kebijakan itu adalah pengguna telah melepaskan izin untuk diambil data pribadinya untuk masuk dalam pusat penyimpanan data pengguna WhatsApp.

Baca juga: Sayonara, iPhone Jadul Kini Sudah Tak Bisa Lagi Gunakan Aplikasi Whatsapp Versi Terbaru

BERITA TERKAIT

Tetapi setelah mendapat protes dari hampir seluruh penggunanya, WhatsApp akhirnya mengubah penerapan aturan hingga Mei mendatang.

Baca juga: Cara Menggunakan Fitur Panggilan Suara dan Video Lewat WhatsApp Desktop

Praktis kebijakan tersebut hanya tinggal memakan waktu yang semakin dekat. WhatsApp mulai mendorong beberapa pengguna agar tidak usah berpikir panjang' untuk menekan tombol setuju.

Baca juga: Mirip Clubhouse, Perusahaan Induk TikTok Siap-siap Bikin Aplikasi Audio Chat

Sejumlah pengguna telah memposting sebuah pesan di media sosial tentang adanya pesan pop-up saat membuka aplikasi obrolan paling populer di dunia tersebut.

Satu postingan di Twitter membagikan gambar peringatan yang menjelaskan mengapa WhatsApp memperkenalkan perubahan itu dan memberi peringatan atas konsekuensi jika pengguna tidak setuju.

"Mohon terima pembaruan ini untuk terus menggunakan WhatsApp," bunyi pesan tersebut seperti diberitakan laman Daily Express, Rabu (10/3/2021).

Dalam sebuah artikal yang dimuat dalam blog WhatsApp, diisebutkan bahwa WhatsApp tidak akan menghapus akun pengguna. Namun, bagi pengguna yang tidak setuju dengan aturan baru ini, suka tidak suka, mereka tidak akan mendapat layanan penuh sampai pengguna menekan tombol setuju.

"Untuk waktu yang singkat, Anda masih dapat menerima panggilan dan pemberitahuan. Hanya itu. Anda tidak akan dapat membaca atau mengirim pesan dari aplikasi,” ungkap WhatsApp.

Saat WhatsApp pertama kali mengungkapkan perihal syarat dan ketentuan mengenai privasi yang diperbarui akhir tahun lalu, banyak yang khawatir bahwa itu adalah cara Facebook untuk mengumpulkan lebih banyak data pribadi pengguna WhatsApp.

Akan tetapi, WhatsApp bersikukuh bahwa hal tersebut tidak akan terjadi dan menjamin data penggunanya akan aman dan tidak akan disalahgunakan.

Perubahan kebijakan privasi yang akan datang tidak memungkinkan Facebook untuk mengakses lebih banyak data dari obrolan pribadi pengguna. Mereka mengklaim syarat dan ketentuan hanya akan mempengaruhi percakapan dengan akun bisnis saja.

Sebelumnya, protes keras dilayangkan Pemerintah Afrika Selatan yang memutuskan Facebook dan anak usahanya tidak boleh menyebarkan data pribadi yang dikumpulkan dari pengguna WhatsApp.

Aplikasi Facebook diwajibkan untuk mendapat izin resmi dari Badan Informasi Afrika Selatan (The Information Regulator/IR) jika ingin memanfaatkan data pribadi penggunanya dari warga negara tersebut.

“WhatsApp tidak boleh memproses informasi kontak apapun dari penggunanya tanpa mendapat restu kami. Baik untuk tujuan pengumpulan nomor secara khusus maupun tujuan menghubungkan informasi itu secara bersama-sama dengan informasi yang diproses oleh perusahaan Facebook lainnya,” kata Kepala IR, Pansy Tlakula.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas