Tiga Perusahaan Indonesia Jadi Investor Grab, Bukti Startup Anthony Tan Ini akan Jadi Super Apps
Nilai fantastis itu tentu diprediksi akan memecahkan rekor penawaran saham perdana perusahaan asal Asia Tenggara di sepanjang sejarah bursa Amerika
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar mengejutkan datang dari aplikasi ride hailing terkemuka di Asia, Grab yang baru saja mengumumkan kesepakatan untuk go public.
Startup milik Anthony Tan itu diketahui melantai bursa dengan nilai valuasi mencapai 40 miliar dollar AS atau setara Rp 582 Triliun usai berkolaborasi dengan SPAC (special purpose acquisition company) bersama Altimeter Capital dan akan segera diperdagangkan di lantai bursa NASDAQ.
Nilai fantastis itu tentu diprediksi akan memecahkan rekor penawaran saham perdana perusahaan asal Asia Tenggara di sepanjang sejarah bursa Amerika.
Selain itu, hal ini menandakan bahwa komitmen Grab untuk sebagai Super Apps memang tak main-main usai kesepakatan ini tercapai.
Melansir pemberitaan Reuters pekan lalu, langkah Grab ini juga didukung sejumlah investor kenamaan.
Pebisnis asal Singapura, Usman Akhtar yang menjabat Partner di Bain & Co. mengatakan capaian ini merupakan bukti Grab merupakan start up yang siap menjadi pemimpin di kawasan Asia.
Baca juga: Djarum, Emtek dan Sinar Mas di Belakang Rencana Go Public Grab Senilai USD 40 Miliar
“Bisa dikatakan ini menjadi sebuah bukti luar biasa, tidak hanya dari sisi startup itu sendiri tapi juga dari bagaimana investor global mulai membuka mata pada peluang di Asia Tenggara,” kata Usman seperti dikutip laman Reuters (14/4/2021).
Mengacu pada rilis Grab, total lebih dari 4,5 miliar dollar AS berhasil dihimpun oleh sejumlah raksasa investor dunia. Mulai dari BlackRock, T.Rowe, dan Fidelity International, juga dari sovereign wealth funds seperti Mubadala and Temasek.
Tak hanya itu, investasi besar-besaran ini juga menarik tiga investor terkemuka Indonesia yakni Djarum, Emtek milik keluarga Sariaatmadja (Surya Citra Media), dan Sinar Mas.
Ketiga perusahaan itu masuk menjadi investor Grab melalui skema H Holdings, afiliasi dari Grab Holdings Inc. (Grab) dan merupakan investor yang telah mengambil bagian atas saham baru.
Keterlibatan tiga perusahaan itu semakin mengindikasikan sinyal optimisme terhadap masa depan Grab, terutama di Indonesia dan khususnya Asia Tenggara.
Baca juga: Kementerian Investasi Diharapkan Punya Peran Fiskal untuk Penuhi Kebutuhan Investor
Investasi ini merupakan kelanjutan dari masuknya sejumlah konglomerat ke ekosistem digital yang marak pada 2018.
Dalam tiga tahun terakhir, tercatat beberapa perusahaan seperti Djarum, Sinar Mas, Emtek, Astra Internasional, dan Lippo berbondong-bondong berinvestasi pada start up sebagai fund raising secara langsung maupun dengan membentuk modal ventura dalam kelompok usaha mereka.
Langkah ini semakin membuktikan bahwa para konglomerat dan perusahaan raksasa tanah air semakin serius mencari jawara lokal dan perkembangan ini sangat positif untuk mendorong tumbuhnya investasi startup di tanah air.