Pengguna iPhone di China Disebut dari Kalangan Menengah ke Bawah, Lebh Mewah Merek Ini
Lembaga riset MobData, menemukan sebuah fakta, pengguna produk Apple yaitu iPhone di negara China, mayoritas berasal dari kalangan "invisible poor.
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga riset bernama MobData, menemukan sebuah fakta, para pengguna produk Apple yaitu iPhone di negara China, mayoritas berasal dari kalangan "invisible Poor" atau menengah ke bawah.
Hal ini tentunya memberikan pandangan yang sangat berbeda dari sebuah produk Apple, yang selalu dinilai memiliki tingkat eksklusivitas tinggi dan mewah serta penggunanya pun berasal dari kalangan menengah ke atas.
Baca juga: Apple Siap Ramaikan Industri Game Console, Saingi Microsoft dan Sony
Baca juga: Daftar Harga iPhone Terbaru Bulan Mei 2021: dari iPhone X hingga iPhone 12
Label ekslusifitas dan mewah ini di mata masyarakat ini, kemungkinan karena harga produk Apple yang terbilang sangat tinggi.
Hal ini dimungkinkan membuat Apple memiliki citra sebagai brand kelas atas.
Menurut laporan South China Morning Post pada Minggu (16/5/2021), citra Apple di mata global tidak berlaku di negara China tersebut.
Pasalnya lembaga riset, menyebutkan pengguna Apple tidak berasal dari kalangan atas di China.
Maksud dari MobData dengan pengguna Invisible Poor tersebut, adalah dimana orang yang dikategorikan menengan kebawah ini tertutup karena penampilan dan gayanya yang tidak mencerminkan seseorang tidak mampu secara finansial.
Baca juga: Saat Xiaomi, Apple dan Huawei Tertarik Bikin Mobil Listrik, Ingin Saingi Tesla?
Baca juga: Amerika Akan Hapus Xiaomi dari Daftar Hitam Negara
Menurut laporan lembaga riset tersebut, pemilik iPhone di China disebut berasal dari kalangan perempuan yang belum menikah dengan usia 18-34 tahun dan hanya memiliki strata pendidikan SMP atau SMA, ekonomi sulit dan tidak banyak memiliki aset.
Pendapatan pengguna Apple di China dirata-rata dalam sebulan maksimal 3.000 yuan atau Rp 6,3 juta.
Hal ini berbanding terbalik dengan pemilik merek ponsel lain, misalnya Huawei atau Xiaomi.
Menurut hasil penelitian tersebut, pengguna dua ponsel produksi China itu cenderung berasal dari kalangan berada.
Pengguna dua merek ponsel ini berasal dari kalangan laki-laki menikah dengan rentang usia 25-34 tahun.
Mereka mengenyam pendidikan diploma atau sarjana dan memiliki pendapatan antara 5.000-20.000 Yuan atau Rp 10,5 juta hingga Rp 42,2 juta.
Kemudian para pengguna Xiaomi dan Huawei rata-rata sudah memiliki rumah tinggal dan mobil pribadi. Kemudian yang lebih mengejutkan lagi bahwa kalangan pengguna smartphone Oppo dan Vivo di China rata-rata berpenghasilan 3.000-10.000 Yuan atau Rp 6,3 juta hingga Rp 21 juta.
Hal ini tentunya mengubah pandangan mengenai Apple di beberapa negara, di Indonesia sendiri iPhone atau produk Apple lainnya masih dinilai sebagai produk yang sangat berkelas.
Tak heran Apple sering sekali disandingkan kepada kelompok masyarakat yang memiliki penghasilan tinggi, dan juga disebut orang yang berintelektual serta mengerti kualitas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.