Indonesia Butuh Banyak SDM Coding, Karier Menjanjikan, Gajinya Jangan Dipandang Sebelah Mata
Di Indonesia, meski coding belum menjadi mata pelajaran wajib untuk siswa di sekolah, pemerintah sudah mulai menyelenggarakan sekolah coding gratis.
Editor: Choirul Arifin
"Saya dan teman - teman pegiat atau founder startup juga memiliki masalah yang sama, yaitu susahnya mencari programmer yang kompeten, dari sini tentunya kita dapat membentuk programmer keren dan mempunyai skill yang dibutuhkan industri saat ini,” kata Ega Wachid Radiegtya lagi.
DumbWays sejak berdiri April 2018 lalu, telah membuka kelas fullstack development dan DevOps untuk lulusan SMK atau S1 jurusan IT agar mereka bisa bekerja dengan layak sesuai jurusannya dengan salary di atas UMR Jakarta dan memiliki lebih dari 300 lulusan yang bekerja di lebih dari 150 perusahaan rekanan (mitra DumbWays dalam penyaluran).
Salary para ahli coding memang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Sekedar mengingatkan kembali, di Amerika Serikat, seorang desainer grafis, yang keahliannya dapat berkisar dari seni hingga desain web, menghasilkan rata-rata US$51.640 atau sekitar Rp750 juta dalam setahun.
Sementara ahli bahasa dapat berasal dari berbagai konsentrasi, ahli bahasa komputasi dapat menghasilkan sekitar US$91.307 atau sekitar Rp1,3 miliar per tahun.
Bekerja di salah satu bidang ini dan mampu membuat kode menggunakan JavaScript, Python, atau bahasa pemrograman komputer apa pun adalah langkah besar menuju karier yang aman dan stabil.
Tetap Marak di tengah Pandemi
Begitu menjanjikannya profesi seorang coder, membuat permintaan pasar sangat tinggi bahkan di era pandemi saat ini.
Sejak awal pandemi, DumbWays sudah berinisiatif mengubah seluruh kegiatan bootcamp menjadi online. Karena platform yang sudah mature, karyawan juga sudah banyak, kegiatan online bukan menjadi kendala bagi DumbWays.
“Permintaan cenderung tinggi baik disaat pandemi maupun sebelum pandemi. Walaupun kebutuhannya sedikit berbeda, tinggal pintar2 saja kita membekali lulusan kami," ungkap Ega.
"Saya rasa untuk tahun mendatangpun InsyaAllah tentu akan bertumbuh. Banyak orang yang di rumah saja, sektor IT adalah salahsatu sektor yang tetap bisa menghasilkan walaupun di rumah saja," kata dia.
Tentunya akan banyak calon siswa yang tertarik untuk belajar hal tersebut. "Kita juga akan membuka sektor lain non IT yang tentunya cocok untuk masa pandemi seperti ini,” tambah Ega.
Coding memang bermanfaat bukan hanya di teknologi atau IT semata, namun juga di berbagai bidang. Coding mengajarkan pemecahan masalah, organisasi, matematika, mendongeng, merancang, dan banyak lagi.
Keindahan pengkodean adalah bahwa ia berguna dalam aspek kehidupan lainnya, sambil memungkinkan anak-anak mengekspresikan diri secara kreatif.