Laptop Merah Putih dengan OS Chromebook, Ini Bedanya dengan OS Windows
Bila dibandingkan, sistem operasi ChromeOS memiliki spek lebih ringan ketimbang Windows 10 dan MacOS
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi segera meluncurkan laptop merah putih yang berspesifikasi sistem operasi Chromebook.
Pengadaan laptop anak negeri untuk mendukung proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan dukungan digitalisasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Semangat untuk mendorong produk lokal supaya berdikari, ternyata menuai kontroversi akibat spesifikasi yang ditawarkan dari beberapa kalangan.
Alokasi yang fantastis yakni sebesar Rp2,4 triliun untuk pengadaan 240 ribu laptop merah putih atau Rp10 juta per laptop lengkap dengan aksesoris seperti printer dan scanner, disebut netizen tak masuk akal dan seharusnya mendapatkan jenis laptop dengan spesifikasi yang lebih mumpuni.
Lalu, apa sebenarnya sistem operasi Chromebook yang menjadi sistem operasi utama dari program digitalisasi TIK?
Baca juga: Puluhan Ribu Investor Ritel Booking Saham IPO Bukalapak melalui Aplikasi Ajaib
Chromebook merupakan jenis laptop yang menggunakan sistem operasi ChromeOS.
Bila masyarakat Indonesia sudah familiar dengan sistem operasi Windows milik Microsoft, ChromeOS memang belum banyak diketahui oleh banyak pengguna pc.
Sistem operasi ChromeOS merupakan produk dari Google yang dijalankan oleh Linux.
Sesuai dengan namanya, sistem operasi ini akan menampilkan browser Chrome sebagai peramban utama yang biasa Anda gunakan untuk menjelajah internet.
Bila dibandingkan, sistem operasi ChromeOS memiliki spek lebih ringan ketimbang Windows 10 dan MacOS.
Pasalnya, sistem operasi pada Chromebook berbasis pada aplikasi Chrome dan proses berbasis web.
Terdapat persamaan sedikit dalam laptop atau pc berbasis ChromeOS. Seperti fitur pencarian di mana tombolnya terletak pada pojok kiri bawah halaman utama ChromeOS.
Fitur ini mirip dengan desktop pada laptop Windows, yakni terletak di pojok kiri bawah bersamaan dengan shortcut lainnya, seperti Gmail Google Docs, dan YouTube.
Aplikasi yang bisa diunggah terbatas
Tidak seperti Windows 10 dan MacOS yang terbuka dengan beberapa aplikasi non pabrikan os. Khusus di Chromebook, pengguna tidak bisa menginstal perangkat lunak selain yang tersedia di Google Play Store.
Artinya, Chromebook memiliki lebih banyak keterbatasan jika dibandingkan dengan sistem operasi yang umum digunakan saat ini. Tentu, penggunaan ChromeOS akan mirip dengan penggunaan smartphone Android yang sinkronisasinya akan terhubung dengan fitur dan akun milik Google.
Kendati demikian, pengguna masih bisa mengunduh aplikasi alternatif lainnya yang tersedia di Windows pada Google Play Store. Selain itu, meski berbasis pada aplikasi web, tak semua aplikasi pada Chromebook membutuhkan koneksi internet.
Secara keseluruhan, laptop berbasis sistem operasi Windows atau MacOS lebih mumpuni bagi pengguna yang banyak melakukan multitasking apalagi untuk pelajar.
Baca juga: Kata Pengamat Soal Spesifikasi Laptop Merah Putih yang Dicanangkan Kemendikbudristek
Bicara soal penyimpanan, Windows memanh lebih unggul karena memiliki banyak aplikasi dengan storage hingga 128 GB atau 256 GB. Sementara Chromebook, hanya menyediakan tempat penyimpanan yang sangat terbatas, biasanya tidak lebih dari 16 GB.
Penyimpanan juga bergantung pada satu perangkat lunak yakni aplikasi penyimpanan Google Drive. Alhasil, pengguna Chromebook biasanya akan bergantung pada storage di Google Drive yang memiliki keterbatasan untuk mode gratis dan harus membayar bila ingin mendapatkan ruang penyimpanan yang lebih besar.
Sebagai informasi, Kemendikbudristek akan melakukan pengadaan Laptop Merah Putih dengan merek Dikti Edu. Paket digitalisasi TIK itu meliputi wireless router, konektor, printer, dan scanner yang didistribusikan ke 15.656 sekolah di seluruh Indonesia.