Kolaborasi 3 Startup Go Green Siap Bantu Pemerintah dalam Perdagangan Karbon
Mereka juga masyarakat untuk mulai beralih ke penggunaan solar panel di rumah-rumah, agar pemakaian listrik dapat berkurang secara signifikan
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan startup asli Indonesia yang berbasis pemanfaatan teknologi blockchain, internet of things (IOT), dan artificial intelligence (AI), Bumoon.io mendukung langkah pemerintah untuk memecahkan permasalahan lingkungan hidup, dengan menggandeng Wastelab dan Sampangan.
Kolaborasi tiga startup yang bergerak di bidang pengelolaan dan keberlangsungan lingkungan hidup ini, sekaligus menjawab tantangan Menteri BUMN, Erick Thohir, untuk menjadi bagian dari 50 startup terbaik di Indonesia.
Co-founder Bumoon.io, Happy Murdianto mengatakan, kolaborasi ini akan bergerak dalam pengelolaan garbage mining dengan bidang dan keahlian masing-masing. Ia mengatakan, Bumoon.io akan mendukung pemerintah dalam menurunkan suhu bumi hingga 1,5 derajat celsius sampai dengan 2030.
“Kami akan membuat alat yang ditanam di pohon-pohon untuk mengukur kadar karbon yang diserap oleh pohon tersebut, dan mengukur berapa kadar oksigen yang dihasilkannya.
Baca juga: Startup Berbasis Pemanfaatan Teknologi Blockchain Akan Bantu Pemerintah Atasi Perubahan Iklim
Dengan begitu, kadar karbon akan terpantau secara akurat, sehingga bangsa Indonesia turut andil dalam perdagangan carbon trading,” ujar Happy Murdianto, seusai acara penandatanganan kerja sama, di Jakarta, Selasa (21/9/2021).
Happy mengatakan, dengan ditandatanginya perjanjian kerja sama ini, masing-masing pihak berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi Indonesia, sekaligus dapat melebarkan jaringan dengan dukungan Kementerian BUMN.
“Kami juga mengajak masyarakat untuk mulai beralih ke penggunaan solar panel di rumah-rumah, agar pemakaian listrik dapat berkurang secara signifikan,” tambahnya.
Co-Founder Sampangan, Muhammad Fauzal Rizki menyebutkan, pihaknya akan ambil bagian di proses pengolahan segala jenis sampah untuk dijadikan produk yang memiliki nilai jual. Sampangan memiliki alat bernama Magic Box yang dapat mengolah segala jenis sampah tanpa residu.
Baca juga: Bangun Ekosistem Startup yang Kuat, Jakarta dan Berlin Luncurkan Program Designers Lab
“Dengan Magic Box yang kami miliki, segala jenis sampah dapat diolah menjadi berbagai produk turunan yang bernilai jual, seperti seperti bio disinfektan, liquid smoke, dan karbon aktif. Dengan proses daur ulang tersebut, tidak ada lagi permasalahan penumpukan sampah seperti yang kita alami selama ini,” kata Fauzal.
Co-founder Wastelab Indonesia, Salvira Milano Zen menambahkan, Wastelab akan turut berkontribusi dalam pemilahan dan pengolahan limbah plastik.
“Wastelab Indonesia akan menerima sampah plastik dari masyarakat untuk diproses menjadi produk turunan yang berdaya guna,” paparnya.
Menurut Salvira, permasalahan sampah plastik tidak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi seluruh dunia.
Wastelab Indonesia hadir untuk berkontribusi dalam menanggulangi permasalahan sampah plastik tersebut.
“Segala jenis sampah plastik akan kami daur ulang untuk diolah kembali menjadi produk turunan yang berguna. Dengan begitu, secara bertahap, Indonesia akan keluar dari permasalahan sampah plastik,” katanya.