10 Tahun Steve Jobs Wafat, Apa Kabar Apple Sekarang?
Pada sepuluh tahun lalu, Steve Jobs dan selanjutnya Apple dipimpin oleh Tim Cook sampai sekarang. Lalu bagaimana perkembangannya?
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Hampir satu dekade lalu, tepatnya 5 Oktober 2011, salah satu pendiri Apple, Steve Jobs tutup usia akibat kanker pankreas.
Setelah tidak adanya Steve Jobs di puncak perusahaan, banyak pengamat bertanya-tanya terkait keberlangsungan perusahaan yang berdiri sejak tahun 1976 tersebut.
Dikutip dari Channel News Asia, banyak kritik semenjak Tim Cook memimpin Apple pada Agustus 2011.
Kritikan seperti "Apple tidak lagi berinovasi" dan "Steve Jobs menangis di kuburannya" adalah beberapa contoh atas hilangnya identitas Apple yang dikenal oleh khalayak.
Baca juga: Informasi Produk Baru Kerap Bocor Sebelum Peluncuran, Bos Apple Bereaksi
Baca juga: Apple Capai Penjualan 2 Miliar Unit iPhone Sejak 2007, Berikut Faktor Penyebabnya
Selain itu kritikan juga diberikan oleh analis industri teknologi Enderle Group, Rob Enderle.
Ia mengungkapkan bahwa Apple seperti kehilangan tajinya di pasar setelah Steve Jobs mangkat.
"Apple seperti kehilangan kemampuan untuk mengeluarkan produk yang dapat merevolusionerkan pasar."
"Mereka (Apple) menjadi hanya seperti perusahaan yang mencari keuntungan dengan memeras secara terus menerus terhadap konsumennya yang memuja-muja Apple," ucap Rob.
Seperti yang diketahui bahwa lompatan terbesar atas apa yang dilakukan Apple adalah lahirnya iPhone pada tahun 2007.
Ketika di masa itu, banyak ponsel masih menggunakan keypad dalam bentuk fisik untuk pengoperasiannya tetapi iPhone dapat dioperasikan hanya dengan satu jari telunjuk dan layar dapat disentuh.
Teknologi tersebut saat itu oleh Steve Jobs disebut Multi-Touch.
Seorang analis teknologi lain, Carolina Milanesi juga melihat bahwa lompatan inovasi adalah ciri khas dari Apple sejak dulu.
"Ciri khas dari Apple adalah selalu adanya inovasi yang membuat orang fokus kepada produknya serta aspek lain yang dimiliki adalah perubahan," kata Carolina.
Dikutip dari sumber yang sama, diversifikasi bisnis Apple memang banyak dan bisa terintegrasi satu sama lain seperti musik, alat pembayaran dan video gim.
Strategi semacam itu disebut Carolina sebagai "Ikatan yang membuat orang-orang menjadi menyukai Apple dan memaksa mereka tetap berada di dalamnya".
Bisnis dengan cara seperti itu memang sangat dimungkinkan tidak akan ditolak oleh mendiang Steve Jobs yang identik dengan mencoba untuk mengkontrol pengalaman konsumen sejak awal hingga akhir.
Walaupun banyak kritik menghampiri Apple di era Cook tetapi terjadi kenaikan menakjubkan terkait harga perusahaan.
Sedekade lalu, Apple memiliki harga 350 miliar dolar AS tetapi sekarang melesat jauh hingga mencapai 2.358 triliun dolar AS.
Bahkan dimungkinkan jika terjadi kenaikan enam sampai sembilan bulan menurut analis ekonomi, Dan Ives.
"Menurut opiniku, Apple akan naik 3 triliun dolar sekitar enam sampai sembilan bulan berikutnya," ucap Dan.
Dan juga menganggap bahwa prosesor M1 adalah inovasi brilian dari Tim Cook hingga bisa menggantikan Intel untuk produk Macbook dan Mac.
Namun Carolina menganggap bahwa terdapat hal dilematis antara kepemimpinan era Steve Jobs dan Tim Cook.
Akan tetapi Carolina menganggap Cook lebih baik daripada Steve Jobs.
"Satu dekade ke belakang, saya tidak menganggap cara kepemimpinan Steve Jobs akan membuat Apple bertahan."
"Pandanganku, Cook adalah pemimpin yang lebih baik dalam memposisikan perusahaan di dalam pasar dan sebagai bagian dari masyarakat dunia," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Gadget