Frances Haugen, Sosok Dibalik Tuduhan dan Dokumen Terkait Facebook dan Instagram
Frances Haugen merupakan mantan manajer Facebook yang membeberkan dokumen internal Facebook dan Instagram serta diberikannya ke Wall Street Journal.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Mantan manajer Facebook, Frances Haugen adalah sosok dibalik seluruh laporan terkait tuduhan yang dilayangkan kepada Facebook dan Instagram.
Dirinya adalah manajer produk pada divisi penanganan disinformasi di Facebook.
Ia akhirnya menampakkan dirinya pada sebuah acara di stasiun televisi CBS yang bertajuk 'CBS'S 60 Minutes'.
Terkait tuduhnya terhadap Facebook, dirinya mengatakan bahwa ribuan dokumen yang dia bocorkan ke publik memperlihatkan sebuah fakta buruk tentang perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut.
Dikutip dari BBC bahwa Haugen telah keluar dari Facebook pada awal tahun ini setelah kesal terhadap cara kerja Facebook.
Baca juga: Instagram Kids Tuai Kritik, Facebook Tunda Pengembangan
Baca juga: Akun Facebook Eks Presiden Afghanistan Diretas, Postingan Pesannya Dukung Taliban
Namun sebelum ia keluar, dirinya menyempatkan untuk mengkopi memo dan dokumen internal dari Facebook.
Kopian tersebut ia bagikan ke Wall Street Journal dan telah dipublikasikan selama tiga minggu belakangan ini serta dokumen itu sering disebut sebagai "Facebook Files".
Pada dokumen tersebut memperlihatkan bahwa terdapat perlakuan yang berbeda terhadap selebriti, politisi, serta tokoh-tokoh penting yang menggunakan Facebook.
![Logo Facebook dan Instagram.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kolase-logo-facebook-instagram.jpg)
Hal tersebut menunjukan tentang kebijakan yang telah diperbarui oleh Facebook ternyata dipraktikkan secara berbeda kepada tiap-tiap akun.
Kebijakan terbaru itu diimplementasikan lewat sebuah sistem yang dikenal dengan XCheck (pemeriksaan silang).
Bocoran dari dokumen tersebut juga memperlihatkan bahwa Facebook sedang menghadapi masalah hukum dari para pemegang saham.
Mereka menuduh pembayaran Facebook ke Komisi Perdagangan Amerika Serikat sebesar 5 miliar dolar AS atau Rp 71,2 triliun untuk menyelesaikan skandal Cambridge Analytica dianggap terlalu mahal.
Selain itu, mereka juga menganggap bahwa pembayaran tersebut dilakukan hanya untuk melindungi kewajiban Mark Zuckerberg sebagai tertuduh.
Akan tetapi dari sekian tuduhan yang harus dihadapi Facebook, politisi di Amerika Serikat lebih khawatir terhadap Instagram.
Baca juga: Belum 24 Jam Bintang Squid Game Lee Jung Jae Bikin Akun Instagram, Followers Capai 900 Ribu Lebih
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.