Data KPAI Diduga Bocor, Pakar Sebut Harus Ada Upaya Kolaboratif untuk Tangani Serangan Siber
Pendiri Indonesia Cyber Security Forum, Ardi Sutedja turut menanggapi dugaan bocornya data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Nuryanti
TRIBUNEWS.COM - Pendiri Indonesia Cyber Security Forum, Ardi Sutedja turut menanggapi dugaan bocornya data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Diketahui, data milik KPAI yang diduga bocor telah dijual di situs gelap atau raid forum dengan harga Rp 35 ribu per data.
Data tersebut merupakan database pelaporan masyarakat dari seluruh Indonesia, sejak 2016 hingga sekarang.
Menanggapi hal tersebut, Ardi mengatakan keamanan siber bukan merupakan suatu proses yang sederhana.
Baca juga: Data Dicuri, KPAI Diapakan ?
Pasalnya untuk mewujudkan keamanan siber, kata dia, harus dilibatkan banyak pihak.
Untuk itu, Ardi meminta KPAI untuk bisa melakukan upaya kolaboratif dengan berbagai pihak untuk menangani kebocoran data ini.
"Yang namanya keamanan siber dan ketahanan siber bukan suatu proses yang sederhana."
"Ini melibatkan banyak pihak dan juga harus dibangun upaya-upaya kolaboratif dengan berbagai pihak," kata Ardi dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (25/10/2021).
Lebih lanjut Ardi menuturkan, mustahil untuk menangani ancaman, hambatan, atau serangan siber sendirian.
Baca juga: Database KPAI dan Bank Jatim Diduga Bocor, Pakar Keamanan Siber Sebut Sudah Dijual di RaidForums
Oleh karena itu, diperlukan sebuah kemitraan dengan berbagai pihak untuk menjaga keamanan siber dan mencegah terulangnya kebocoran data ini.
"Mustahil kita bisa menangani berbagai ancaman, hambatan ataupun serangan siber bila terjadi, secara sendiri-sendiri."
"Untuk itu sangat penting kita membentuk kemitraan dengan berbagai pihak," tambahnya.
Baca juga: Waduh, Data Layanan Pengaduan KPAI Diretas, Sudah Lapor ke Bareskrim Polri dan BSSN
Sudah Lapor ke Bareskrim Polri dan BSSN
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia menjadi korban aksi peretasan.
Aksi peretasan menyasar data layanan pengaduan dan kini telah dilaporkan ke polisi.
Menurut KPAI, kebocoran data menyebabkan terganggunya layanan pengaduan di situs resmi itu.
Meski begitu, KPAI menyatakan layanan pengaduan tetap berjalan setelah data lembaga tersebut bocor dan dijual di forum gelap.
"Adanya kasus pencurian data ini tidak mengganggu layanan pengaduan KPAI."
"Layanan tetap berjalan aman," kata Ketua KPAI, Susanto saat dikonfirmasi Jumat (22/10/2021).
Database dalam data pengaduan dalam jaringan KPAI dicuri peretas pada pekan lalu.
Atas tindak pidana siber ini, KPAI sudah melaporkan insiden ini kepada Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim, Mabes Polri pada Senin (18/10/2021).
Baca juga: Database KPAI dan Bank Jatim Diduga Bocor, Pakar Keamanan Siber Sebut Sudah Dijual di RaidForums
Layanan KPAI secara online itu melalui situs resmi kpai.go.id.
Selain melaporkan pencurian data, KPAI juga telah berkoordinasi dengan lembaga terkait.
KPAI telah mengirim surat kepada Badan Siber dan Sandi Negara pada hari berikutnya, Selasa (19/10/2021).
Selain itu, KPAI juga mengirim surat kepada Menteri Komunikasi dan Informatika untuk melaporkan kasus peretasan dan pencurian data ini pada Kamis (21/10/2021).
Susanto menambahkan, bahwa saat ini mereka telah berkoordinasi dengan Direktorat Siber Mabes Polri dan BSSN untuk mengatasi masalah ini.
Baca juga: Daftar Serangan Siber yang Picu Kerugian Finansial Sepanjang 2021
KPAI menyatakan keseriusannya untuk mencegah pencurian data di situsnya terulang lagi.
"KPAI telah melakukan mitigasi untuk menjaga keamanan data," kata Susanto.
Berdasarkan sampel yang diberikan peretas, diduga data yang diambil berupa nama lengkap, alamat email, alamat, tanggal lahir, kewarganegaraan dan agama.
Data pengaduan daring KPAI dijual pada utas berjudul "Leaked Database KPAI" di situs gelap RaidForums.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Fandi Permana)