Dianggap Berbahaya dan Bisa Menyedot Pulsa, Google Hapus 115 Aplikasi Dari Google Play Store
Aplikasi tersebut dianggap berbahaya dan karena dapat mendaftarkan nomor pengguna ke layanan SMS premium secara diam-diam.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Ratusan aplikasi dihapus oleh Google dari toko aplikasi Google Play Store.
Aplikasi tersebut dianggap berbahaya dan karena dapat mendaftarkan nomor pengguna ke layanan SMS premium secara diam-diam.
Aplikasi yang dihapus tersebut berjumlah 115.
Ratusan aplikasi scam tersebut dihapus setelah adanya temuan dari firma keamanan siber Avast.
Baca juga: Cara Share Lokasi via WhatsApp, Google Maps, Line dan Facebook
Menurut Avast, pengguna yang terjebak, secara tidak sadar berlangganan layanan SMS premium yang dapat menyedot pulsa.
Menurut laporan Avast, ratusan aplikasi tersebut pada dasarnya memiliki struktur dasar yang identik.
Hal ini mengindikasikan adanya satu aplikasi induk yang dipakai secara berulang kali untuk dibuat salinan aplikasi. Salinan aplikasi ini kemudian disamarkan menyerupai aplikasi menarik.
Penelusuran Avast, ratusan aplikasi tersebut merupakan bagian dari kampanye scam UltimaSMS.
Avast juga menjelaskan bahwa deretan aplikasi ini menyamar sebagai aplikasi keyboard, foto dan video editing, pemindai QR Code, filter kamera, hingga game.
Baca juga: Lowongan Kerja Google Tahun 2021: Tersedia 25 Posisi, Penempatan di Jakarta
Tercatat ratusan aplikasi ini setidaknya telah diunduh lebih dari 10,5 juta kali dan turut diiklankan di jejaring sosial Instagram, Facebook, dan TikTok. Ratusan aplikasi ini tersebar di 80 negara di dunia.
Menurut Avast, aplikasi-aplikasi ini banyak di-download oleh pengguna yang berasal dari timur tengah, seperti Arab Saudi, Mesir, Pakistan.
Ratusan aplikasi ini juga banyak diunduh oleh pengguna di Amerika Serikat dan Polandia.
Cara kerja aplikasi scam Lebih lanjut, Avast turut menjabarkan cara kerja aplikasi berlangganan SMS premium ilegal.
Setelah berhasil diunduh dan dipasang, aplikasi akan secara diam-diam memeriksa nomor IMEI (International Mobile Equipment Identity), nomor ponsel, serta informasi lokasi pengguna.
Baca juga: Aplikasi Pinjaman Online Masih Dijumpai di Play Store, Begini Respons Google
Informasi ini diperlukan sehingga aplikasi mampu menentukan kode negara dan bahasa yang akan digunakan untuk menjebak korban.
Setelah dijalankan, aplikasi akan meminta pengguna untuk memasukkan nomor telepon dan alamat e-mail untuk mendapatkan akses ke aplikasi yang diiklankan.
Apabila detail informasi telah dimasukkan, aplikasi akan mendaftarkan layanan SMS premium berlangganan yang dapat membebankan biaya hingga 40 dollar AS (sekitar Rp 570.000) setiap bulan.
Sebagaimana dihimpun KomapsTekno dari Blog Avast, Senin (1/11/2021), pengguna bahkan juga akan dikenakan biaya berlangganan tambahan setiap minggunya.
Dalam beberapa kasus, biaya berlangganan aplikasi tidak akan dibatalkan meski pengguna sudah aplikasi dari ponsel.
Untuk menghindari terjadinya kasus tersebut, pengguna disarankan untuk lebih hati-hati ketika ingin mengunduh aplikasi, meski melalui toko aplikasi resmi seperti Google Play Store.
Selanjutnya, jangan masukkan nomor ponsel dan alamat e-mail secara sembarangan. Periksa terlebih dahulu syarat dan ketentuan aplikasi. (Kevin Rizky Pratama)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Segera Hapus, 151 Aplikasi Android Ini Bisa Sedot Pulsa Diam-diam",
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.