Startup FishOn Fasilitasi Nelayan Sikka Ekspor Perdana Tuna Sashimi ke Jepang
Di Kabupaten Sikka, fishOn juga mengoperasikan factory sharing yang disebut fishOn Cloud Factory, hasil kerjasama dengan KCBS
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akhir pekan kemarin menjadi hari yang bersejarah bagi masyarakat nelayan di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Untuk pertama kalinya mereka dapat melakukan transaksi langsung dengan pembeli dari Malaysia dan Jepang dengan difasilitasi startup aplikasi perikanan tangkap fishOn.
Tata niaga semacam ini selama ini nyaris tidak pernah terjadi dan terbayangkan dalam hidup nelayan di Sikka.
Semua ini terjadi setelah dalam 1 bulan terakhir fishOn, startup aplikasi perikanan tangkap, masuk ke Kabupaten Sikka dan mulai melakukan pembinaan untuk nelayan Tuna dan Cakalang.
Di Kabupaten Sikka, fishOn juga mengoperasikan factory sharing yang disebut fishOn Cloud Factory, hasil kerjasama dengan KCBS, perusahaan perikanan PMA dari Jepang.
Acara ceremony pelepasan ekspor perdana ke Malaysia dan Jepang ini dilakukan di fishOn Cloud Factory (Ex-KCBS) di jalan Don Slipi, Desa Wailiti, Kab Sikka Nusa Tenggara Timur pada hari Sabtu, 30 Oktober 2021 pukul 13.00 WITA.
Baca juga: 19 Startup Unjuk Gigi di Ajang Expo Day, Berikut Profil Mereka
Kegiatan ini dihadiri Deputi UMKM Kementrian Koperasi dan UKM Hanung Harimba, Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Deputi Sumber Daya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Dedy Miharja dan Wakil Pimpinan Wilayah 8 Bank BNI Mustakim dan Bupati Sikka Robby Nong.
Acara dimulai dengan melihat proses pendaratan ikan, kegiatan penimbangan dan sortir, lelang online, proses pengolahan ikan tuna sirip kuning menjadi produk akhir Tuna Sashimi dan pengolahan ikan Cakalang menjadi Katsuobushi Skipjack.
Baca juga: Kolaborasi FishOn dan Pemkab Trenggalek Ajak Nelayan Go-Digital
Pelepasan ekspor perdana ini memberangkatkan 2 kontainer berisi 5 ton Katsuobushi Skipjack menuju Malaysia dan 10 ton Tuna Sashimi menuju ke Jepang melalui pelabuhan ekspor dari Surabaya.
Baca juga: BMW Berinvestasi di Startup Teknologi Lithium, Lilac Solutions
“Kami hadir ke Kabupaten Sikka dan melepas ekspor perdana UKM Nelayan binaan fishOn ini untuk memastikan program agregasi UKM untuk peningkatan ekspor ini betul-betul dapat berjalan sesuai dengan arahan Pak Menteri Koperasi dan UKM," ujar Hanung Harimba.
Hanung menjelaskan, market ekspor produk kelautan dan perikanan ini memiliki permintaan yang sangat besar dan disisi lain nelayan memiliki kemampuan suplai yang baik.
Karenanya, pemerintah perlu hadir untuk memfasilitasi transaksi antara UKM Nelayan dengan pasar ekspor dapat terjadi dengan baik melalui program agregasi UKM dengan bekerja sama dan melibatkan Bank BNI untuk pembiayaan serta fishOn sebagai platform teknologi.
Fajar Widisasono, CEO fishOn menjelaskan, fishOn Cloud Factory merupakan inovasi layanan baru dari fishOn untuk pebisnis ikan di dalam dan luar negeri, mereka tidak perlu menghabiskan biaya investasi untuk membangun pabrik dan membina nelayan.
"Jadi kalau anda ingin berbisnis ikan di Maumere, cukup siapkan modal kerja dan download aplikasi lelang online saja untuk melakukan pembelian ikan langsung ke nelayan,"ujarnya.
Setelah itu, ikan akan diolah di fishOn Cloud Factory sesuai dengan keinginan pembeli atau pasar.
Karena pembeli tidak hadir di Maumere, fishOn sudah menyiapkan tenaga Quality Control dan curator lelang yang bersertifikat dan professional.
“Konsep QC yang jujur dan professional ini yang menjadi keunggulan fishOn Cloud Factory, sehingga pembeli tidak dirugikan dan nelayan pun juga merasa ini lelang yang jujur dan adil” ungkap Fajar.
Bekerjasama dengan BNI Xpora, fishOn Cloud Factory juga menyediakan layanan akses market luar negeri bagi pengusaha yang belum memiliki jaringan pemasaran.
BNI Xpora juga menyediakan fasilitas pembiayaan ekspor seperti Letter of Credit (LC) dari Bank BNI.
Saat ini pembeli dari Jakarta dan Surabaya sudah mulai bergabung dengan layanan fishOn Cloud Factory antara lain, seperti CV Sumaco Inti Samudera dan PT Samudera Emas Anugerah.
Ada juga pembeli dari luar negeri seperti Jepang, Malaysia, China dan bahkan dari salah satu retail ikan modern di London, Inggris sudah mulai penjajakan untuk melakukan transaksi pembelian ikan langsung di Maumere.
Seorang nelayan dari Desa Nangahure Lembah, Engga Diaz (53), menyatakan mereka sangat puas dengan kinerja fishOn yang mampu mengangkat harga ditingkat nelayan dan menjaga kestabilan harga.
“Sebelum fishOn ada, kami sering dikecewakan oleh petugas penerima di pabrik, selain timbangan yang selalu dibulatkan kebawah, penentuan kualitas ikan pun selalu merugikan kami, kualitas A dibilang B, itu sudah biasa," ujarnya.
"Sejak fishOn hadir, kualitas tangkapan saya selalu mendapat penilaian tinggi dan timbangan dihitung sampai ke angka koma dibelakang. Juga harga tidak naik turun setiap hari seperti dulu dan yang paling penting pembayarannya pun langsung lunas dan tidak dihutang” jelas Engga Diaz.
Saat ini, ada 184 nelayan Tuna dan Cakalang yang bergabung di fishOn. Mereka mendapatkan permodalan 5-7 juta per nelayan hasil kerjasama dengan KUR Bank BNI.
Untuk menjaga harga lelang stabil, fishOn menerapkan harga batas bawah yang akan direvisi setiap bulan berdasarkan kesepakatan antara para nelayan dengan pembeli.
Menurut Fajar, setelah dari Maumere Kabupaten Sikka, fishOn akan menduplikasi konsep fishOn Cloud Factory ini di Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata dan Kabupaten Alor.